Lompat ke isi

Kaca:Puisi Sawer Bahasa Sunda.djvu/12

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

sebagai pendidik juga sebagai "penghibur".

Perilaku nyawer pada permulaannya dianggap perilaku yang sakral, kemudian sebagai perilaku pendidikan dan hiburan. Upacara nyawer kian berkurang dilaksanakannya di daerah di Jawa Barat, tetapi ada kecenderungan dari anggota masyarakat Jawa Barat untuk mempertahankan dan mengembangkannya. Ternyata dari adanya usaha para pelatih tembang untuk melatih para penenbang menjadi juru sawer. Para budayawan menggali dan mengembangkan upacara sawer pelantikan corak baru.

Analisis secara umum dan khusus memberikan gambaran beberapa hal.

Puisi sawer itu berbentuk puisi terikat, puisi semi terikat, puisi bebas, dan prosa. Ke dalam bentuk puisi terikat dimasukkan bentuk syair (58,8%), pupuh (26,4%), dan sisindiran (10,3%). Ke dalam puisi semi terikat dimasukkan bentuk papantunan (2,1%), kawih (3,7%), dan dua, tiga, empat, lima, dan enam seuntai (6,3%). Puisi bebas berbentuk sajak bebas (2,2%). Selain prosa biasa (0,1%) terdapat bentuk prosa lirik (0, 1%).

Puisi sawer berdasarkan jenis atau golongannya dapat digolongkan menjadi puisi sawer netes Sapar, puisi sawer tingkeban 'menujuh bulan', puisi sawer bayi, puisi sawer khitan/gusar, puisi sawer pengantin, puisi sawer ruatan, puisi sawer pelantikan, puisi sawer ganti nama, dan puisi sawer mayat, serta puisi sawer batin. Yang masih banyak ditemukan ialah puisi sawer pengantin (68,8%) dan puisi sawer khitan (17,56). Puisi sawer tingkeban, puisi sawer bayi dan sawer ganti nama sudah sukar ditemukan, sedang puisi sawer mayat dan sawer batin sama sekali tidak didapat dalam pupuan. Dua sawer terakhir umunnya tak dikenal lagi.

İsi teks puisi sawer pada umumnya mengenai nasihat. Pada sawer tradisional bentukan lama, yang pada umumnya dalam bentuk papantunan dan syair terdapat pola-pola baku pemerian, sedangkan pada teks bentukan baru pola tradisional telah ditinggalkan.

Nasihat dalam puisi sawer bayi dan tingkeban terutana; tentang keharusan berperilaku baik terhadap ibu, keluarga dan tenan, harus beriman dan takwa kepada Allah. Nasihat dalam puisi sawer khitan terutama tentang keharusan anak berperilaku baik agar tabah selama dikhitan, dapat memanfaatkan uang pemberian untuk keperluan/tujuan yang baik, dapat menghargai jasa orang tua, berbaik dengan teman dan keluarga, serta suka menuntut ilmu dan mengamalkannya. Nasihat dalam puisi sawer pengantin terutama tentang keharusan memelihara hubungan kekeluargaan yang baik dengan 'suami istri, orang tua, keluarga, dan takwa kepada Tuhan. Is puisi sawer pelantikan disesuaikan dengan maksud mengadakan upacara masing-masing.

Susunan teks puisi sawer pada umumnya terdiri atas pembukaan, inti, dan penutup. Pembukaan pada umunnya berisi permohonan maaf kepada

xvi