Lompat ke isi

Kaca:Puisi Sawer Bahasa Sunda.djvu/122

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

Adep teh dirochmat sapapaosna
kitu deui ka Ibu ramana

17. Sareng oge ku kulawargina
para tamu oge sadayana
Nu Maha Mulya marin Kurnia
anu sampurna salalamina
iman Islam dunya rawuh akheratna
engkau diberi rakhmat selamanya

17. Demikianlah pula bagi ayah bundamu
juga bagi sanak saudaranya
para tamu pun semuanya
Yang Maha Mulia semoga memberi karunia
yang sempurna selamanya
Iman Islam dunia dan akhirat.

B. Bentuk Teks sawer ini disajikan dalam 2 bentuk ikatan puisi, yaitu (1)-syair dan (2) kawih. Pengelompokkan ke dalam bentuk syair (12 bait) semata-mata karena pertimbangan persajakan (purwakanti) akhir Jarik. Persajakan akhir dalam syair yang secara tetap terdiri atas 6 baris itu dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu (1) keenam baris itu mempunyai persajakan akhir yang sama (bunyi vokal) dan (2) keenam baris itu terbagi atas dua kelompok, masing-masing terdiri atas 3 baris secara berurutan, yang tiap kelompok mempunyai persajakan akhir (bunyi vokal) yang berbeda. Tinjauan atas jumlah baris dalam tiap bait serta guru wilangannya, menunjukkan bahwa bentuk puisi itu mirip dengan pupuh Kinanti.

Jenis pupuh inilah yang biasa dinyanyikan denga lagu Kidung, hal yang sangat jelas bila dihubungkan dengan judul teks ini.

Kelima bait terakhir disajikan dalam bentuk Kawih, yaitu Cangkurileung dan Kamajuan, Kedua jenis lagu kawih ini telah populer di kalangan masyarakat Sunda lagu berirama rancag yang bersuasana segar dan gembira.

C.Isi (1) Tema dan Amanat Memberi nasihat dan memanjatkan doa merupakan tema utama dalam sawer ini. Nasihat yang dikemukakan di dalamnya dapat diperincikan sbb : (1) agar anak itu tabah atau tahan selama dikhitan; (2) agar tekun menuntut ilmu; (3) agar mengamalkan ilmu atau ajaran agama (Islam); (4) agar rela berkorban; (5) agar pandai-pandai memilih jalan hidup yang benar, dan menghindari jalan yang salah. Doa yang dipanjatkan antara lain agar (1) anak itu beroleh rahmat yang Maha Kuasa, (2) Ayah bundanya dan semua yang hadir

pun mendapat karunia Allah. Dalam salah satu pada dikemukakan bahwa khitanan bukan semata-mata kebiasaan, melainkan bersifat wajib.

111