si ujang parantos lami
geura calikeun ka bumi kana amparan nu resmi |
si ujang sudah lama persilahkan duduk di tikar yang sudah resmi |
27. Panutup leu carita satutup ditutupan ku kinanti hatur kuring ka sadaya ngahaturkeun salam ta’dim ka sadaya nu araya ka pamget rawuh ka istrina. |
27. Cerita ini diakhiri ditutup oleh kinanti salam saya untuk semuanya menghaturkan salam takdim kepada semua yang hadir kepada suami dan istrinya. |
B. Bentuk
Sawer ini terdiri atas bentuk (1) syair, sebanyak 26 bait, dan bentuk (2) pupuh, berupa 1 pada (bait) kinanti.
Pada teks yang berbentuk syair terdapat 2 baris (pada bait yang berbeda), yang menyalahi guru wilangan, yaitu:
(1) 11:4 anggur gek diuk bari dicindung
(2) 14:2 ulah rek dipake balabah
yang berturut-turut berjumlah 10 suku kata dan 9 suku kata. Penyimpangan pada baris 11.4 diduga karena pemakaian kata anggur atau diuk, yang hanya salah satu saja yang bisa digunakan apabila hendak mengindahkan guru wilangan. Perbandingan dengan teks sawer yang ke-4 dapat menyimpulkan bahwa kata yang seharusnya dipilih ialah anggur (kata diuk dibuang). Penyimpangan yang terjadi pada baris 14.2 disebabkan oleh pemakaian kata rek, yang membuat baris itu lebih satu suku kata dari jumlah suku kata dari pada jumlah suku kata yang semestinya.
Pada teks pupuh terdapat penyimpangan pada larik terakhir. Larik tersebut berjumlah 10 suku kata, yang seharusnya hanya berjumlah 8 suku kata. Di samping itu, syarat guru lagu tidak pula dipenuhi.
C. Isi
(1) Tema dan Amanat
Tema utama sawer ini ialah memberi nasihat. Nasihat-nasihat yang dikemukakan di dalamnya dapat diperincikan sebagai berikut: (1) agar anak tersebut tabah atau tahan selama dikhitan; (2) agar memanfaatkan uang panyecep untuk membeli barang yang berguna buat kehidupan masa depan (disarankan untuk membeli anak domba); (3) agar hidup berbaik-baik sanak