Lompat ke isi

Kaca:Puisi Sawer Bahasa Sunda.djvu/128

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

saudara dan teman-teman; (4) agar tekun menuntut ilmu; (5) agar mengamalkan ilmu dan ajaran agama (Islam); (6) agar menginsyafi jasa orang tua, betapa besar kekhawatiran dan kesulitan ibu dalam memelihara anak semasa kecil. Peringatan yang perlu disebut di sini, ialah agar anak yang dikhitan itu jangan terlalu banyak bergerak (berlari-lari).

(2) Susunan

Bagian pembukaan terdiri atas 4 bait syair: ke-1 sampai bait ke-4. Makna bait ke-1, 2 dan 3 terasa sangat samar. Makna itu baru akan bisa dipahami apabila teks ini diperbandingkan dengan teks sawer nomor urut 4 (sudah dikemukakan bahwa kedua teks itu sangat mirip, dan diduga berasal dari induk yang sama).

Dari perbandingan itu dapat diketahui bahwa ketiga bait yang samar maknanya dalam teks ini sesungguhnya merupakan pemenggalan atau "pecahan" dari sebuah rajah. Pemecahan itulah (atas bait) yang menyebabkan samarnya makna ketiga bait itu, karena kebutuhan makna jadi hilang.

Setelah bagian inti (22 bait syair), teks ini ditutup dengan sebuah pupuh Kinanti, yang biasa dinyanyikan dengan lagu kidung. Bagian penutup ini berisi salam dan takdim kepada semua hadirin, baik pria maupun wanita.

D. Bahasa

Pilihan kata, gaya bahasa serta ragam bahasa, yang digunakan dalam teks ini hampir sama benar dengan teks sawer nomor urut 4, karena kedua teks itu sesungguhnya (hampir) sama.

E. Penilaian

Dalam banyak hal, teks ini lebih utuh bila dibandingkan dengan teks nomor 4. Kekeliruan-kekeliruan atau kerusakan teks pada teks nomor urut 4 hampir semuanya dapat dikoreksi dengan teks ini.

Pemecahan rajah (teks no. urut 4) atas 3 bait dalam teks ini dipandang sebagai sikap teguh penggubahnya, yang menghendaki seluruh teks disajikan dalam bentuk syair.

Sk 10
Pupuh dan syair
Dra. Ucu Wahyu; P
40 tahun
Dosen IKIP Bandung
Bandung

117