dengan sempurna. Selain muskkalitas yang sesuai dengan tuntutan lagu dan pupuh, terdapat juga musikalitas bunyi antar dan interlarik. Misalnya:
- bade nyelang nyawer heula
nyumponan tali paranti
warisan nini aki
...............
nu dipambrih lulus mulus salawasna
- bade nyelang nyawer heula
C. Isi
(1) Tema dan Amanat
Sawer ini menggambarkan dua macam tema, yaitu: (1) hubungan suami istri, (2) hubungan anak dengan orang tua, sesama, dan dengan Yang Mahasuci.
Tentang kedua tema ini juru sawer mengamanatkan (1) bahwa suami istri itu harus saling mengasihi, saling mendidik, setia satu sama lain, (2) bahwa kita harus sujud kepada orang tua, berserah diri kepada Yang Mahasuci, dan baik budi dan bahasa kepada sesama.
(2) Susunan
Bait pertama (pupuh Sinom dengan lagu Sinom Degung) merupakan bagian pembuka sawer. Pada bagian ini juru sawer memohon izin dari hadirin untuk melakukan sawer.
Bait kedua dan ketiga (pupuh Kinanti dengan lagu Kidung) merupakan ancang-ancang yang berisi penekanan bahwa kedua mempelai telah menginjak alam baru, berpisah dengan orang tua.
Bagian inti sawer dikembangkan dengan tiga bait Kinanti (lagu Jemplang Titi). Ketiga bait ini berisi nasihat.
Dua bait terakhir (pupuh Kinanti dengan lagu Kidung) berisi harapan do'a. Kedua bait ini merupakan bagian penutup sawer. Sawer diakhiri kata-kata harapan dan doa, yaitu:
- Mugi Gusti ngaijabah
Amin Ya Robbal Alamin.
- Mugi Gusti ngaijabah
D. Bahasa
Bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari dengan variasi ungkapan-ungkapan klise, misalnya: cunduk waktu numbuk dawuh, sepuh anom jalar istri, adoh balai parek rijki.
Penggubahan sawer ini menggunakan dua tingkat bahasa yaitu halus dan sedang. Bahasa halus digunakan untuk membuka dan menutup sawer