B. Bentuk
Puisi pupuh Kinanti yang terdiri atas 13 bait.
Kaidah pupuh: gunu wilangan terpenuhi, guru lagu terpenuhi, hanya ada beberapa pedotan yang tidak terpenuhi, misalnya pada larik terakhir bait keli na dan larik terakhir bait keenam. Dengan demikian, irama tidak terkembangkan secara sempurna.
C. Isi
(1) Tema dan Amanat
Tema sawer, beberapa hal yang harus diperhatikan suami istri dalam hubungan kerumah tanggaan.
Amanat, demi kebahagiaan dalam berumah tangga suami istri harus senasib sepenanggungan.
(2) Susunan
Isi sawer tersusun atas tiga bagian, yaitu pembukaan, inti, dan penutup sawer.
Pembukaan disajikan dalam empat bait. Tiga bait pertama berisi ucapan terima kasih, permintaan maaf, dan ajakan untuk bermunajat kepada Tuhan. Bait keempat merupakan sawer yang berisi pernyataan kepada hadirin dan kedua mempelai bahwa sawer dimulai.
Inti sawer disajikan dalam tujuh bait yang berisi nasihat. Tiga bait, berisi nasihat untuk mempelai wanita mengenai kewajiban istri dalam hubungan berumah tangga. Satu bait berfungsi sebagai bait perantara. Tiga bait terakhir dari ketujuh bait inti itu berisi nasihat untuk mempelai laki-laki. Seperti halnya nasihat untuk mempelai wanita, nasihat untuk mempelai laki-laki pun berisikan nasihat tentang kewajiban tentang suami terhadap istri, dan penjelasan singkat tentang peranan istri. Inti sawer ini terlalu terbatas atau terlalu sempit.
Penutup disajikan dalam satu bait terakhir dan berisi pernyataan kepada mempelai bahwa upacara sawer telah selesai.
D. Bahasa
Teks mempergunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Nasihat yang disampaikan kepada pengantin akan mudah ditangkap. Hanya ada beberapa pipihan kata yang kurang mengena, karena mempergunakan bahasa halus yang tidak tepat, misalnya kata-kata: merhatoskeun, 'memperhatikan' atos, 'sudah'. Ada struktur kalimat yang dikorbankan untuk