- pupuh, maka puisi tersebut tegolong puisi semiterikat,
- d) Pupuh yaitu Sinom (2 bait) dengan lagu Sekar Gambir.
- C. Isi
- (1) Tema dan Amanat
Walaupun dengan cara sepintas sawer ini menyinggung empat hal yang berkaitan dengan kehidupan suatu rumah tangga, yaitu:
- a) rahasia rumah tangga (rahasia suami istri)
- b) godaan dalam berumah tangga
- c) kehidupan dunia akhiral
- d) hubungan anak dengan orang tua,
Dari tema-tema tersebut berkembanglah amanat sawer seperti berikut: Bahwa demi kebagian rumah tangga hendaknya kedua mempelati itu bisa menjaga rahasia rumah tangga, waspada terhadap godaan hidup, jadilah di dunia agar senang selama hidup di alam akherat, dan 'bersujudlah' selalu kepada orang tua.
- (2) Susunan
Agak berbeda dengan sawer-sawer lainnya sawer ini terdiri atas 4 bagian yaitu: pengantar, pembukaan, inti dan penutup sawer . Alur yang dikembangkan tidak/kurang mendukung kemantapan sawer. Sesudah pengantar dalam puisi yang mirip mantra juru sawer mengucapkan kembali kata-kata yang sangat menggubah situasi (serius) terhadap situasi biasa, Hal ini karena digunakannya naratif: ku kituna taya sanes, sumangga nyanggakeun kaul. Selain itu, baik yang berperan sebagai rajah diucapkan seteiah pembukaan sawer, bahkan sawer sudah menginjak ke bagian ancang-ancang (Bandingkan bait ke-1, -2 lagu Sekar Gambir dengan bait ke-1 lagu Kunasari).
Pengantar sawer disajikan dalam bentuk puisi bebas yang dilihat dari segi pilihan kata-katanya mirip dengan mantra
- Munggaran eunteup kameumeut
- kageugeut nu heubeul rnaneuh
- kaasib ngait na ati, disimpay
- ku rasa nyaah
Pembukaan sawer dikembangkan melalui 3 bait sawer dengan lagu Sekar Gambir dan Kunasari yang berisi permohonan izin serta doa dari hadirin; pernyataan bahwa nasehat ini merupakan tanda kasih dan sayang dari orang tua, permohonan izin dan maaf dari leluhur dan dari yang Mahasuci.
Inti sawer dikembangkan melalui 17 bait sawer, dengan lagu Kunasari.