Pembukaan terdiri atas 5 bait pupuh, 1 bait Sinom, dan 4 bait Kmanti Dalam bagian pembukaan ini dikemukakan hal-hal seperti berikut:
- (a) Permohonan irin, serta permohonan maaf kepada hadirin.,
- (b) Puja dan pujj yang ditujukan kepada Tuhan yang Mahakuasa dan para leluhur.
Inti sawer, dikembangkan melalui 7 bait pupuh Kinanti dan berisi harapan mengenai keselamatan, kerukunan, hubungan dengan tegangga, dan perjodohan.
Penutup sawer, dikembangkan melalui 2 bait pupuh Kinanti, yang berisi permohonan maaf kepada hadirin, dan harapan mengenai kehidupan kedua mempelai, orang tua, serta saudara-saudaranya.
D. Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang denotatif. Oleh karena itu isi sawer mudah difahami.
Pemakaian bahasa halus sesuai dengan pemakainya, yaitu yang ditujukan kepada hadirin, Untuk mempelai digunakan bahasa yang tidak terlalu halus (sedang Sd.).
Bahasa yang dipergunakan kaya sekali dengan sajak, baik sajak asonansi, disonansi maupun sajak sempurna, Adanya sajak-sajak disonansi memperkuat daya musikalitas susunan kalimat sawer.
Contohnya :
Bul kukus mendung ka manggung (u-ung-ung)
nu ngajaring beurang peuting (ng-ng-ng)
geiar kedah eumarita (a - a - a)
jodona sing panjang-punjung (a-a-u-u, ng-ng)
silih asuh silih asih (a-u-a-i; lih-sih)
Kaidah pupuh, khususnya guru lagu dan guru wilangan terpenuhi, kecuali pedotan. Hanya dua larik dari keseiuruhan sawer yang terdiri atas 14 bait tidak memenuhi guru witangan, yaitu larik ke-6 bait 1 dan larik teiakahir bait 7.
Sawer disajikan dengan dua macam pupuh dalam 4 maeam lagu. Oleh karena itit dalam segi hiburan, sawer ini sudah memadai. Keempat lagu yang digunakan adalah: Sinom Degung, Kinanti Kidung, Jempang titi, dan Kinanti Ligar.
E. Penilaian
Penyajian melalui dua macam pupuh dan empat maeam lagu tidak akan menimbulkan rasa monoton dan bosan kepada pendengar. Dengan demikian