B. Bentuk
Sawer disusun dalam bentuk pupuh dan kawih
Jenis pupuh : Kinanti dan Asmarandana
Jenis kawih : Samoja dan Dareuda
Kaidah pupuh: Pada umumnya guru lagu dan guru wilangan cukup terpenuhi. Pedotan pada larik-larik tertentu kurang terpenuhi, misalnya :
karudetan tumiba
Musikalitas cukup mendapat perhatian, terutama dalam hal persamaan bunyi. Misalnya:
ti payun neda paralun (yun - lun)
nitiskeun kandungan ati (i - i)
medarkeun rasa kanyaah (a - a - a)
panjang punjung lulut sadu (ng - ng; u - u)
tuna tina pangrobeda (t - t; a - a)
C: Isi
(1) Tema dan Amanat
Tema: hubungan suami istri demi kebahagiaan berkeluarga; dan harapan orang tua mengenai anaknya yang berumah tangga. Ammat :
- - berhati-hatilah dalam menghadapi cobaan.
- - Suami istri harus senasib sepenanggungan dan pernuh pertimbangan.
- - Ingatlah bahwa manusia hidup tidak selamanya, karena itu perilaku harus baik.
- - Ingatlah selalu terhadap masa lalu, masa penuh janji hubungan cinta dan kasih masa remaja.
(2) Susunan
Isi sawer tersusun atas tiga bagian pokok, yaitu: pembukaan, inti, dan penutup.
Pembukaan: disajikan dalam tiga bait pupuh Kinanti; berisi permohonan izin kepada hadirin.
Inti sawer: disajikan dalam 6 bait Asmarandana dua kawih, berisi nasehat mengenai hubungan suami istri dalam keluarga bahagia, nostalgia hubungan kasih sebelum perkawinan, pandangan filosofis mengenai kehidupan-manusia, bahwa manusia itu pada hakekatnya tanpa kekuatan.
Penuntun sawer, disajikan dalam satu bait Asmarandana yang berisi