Lompat ke isi

Kaca:Puisi Sawer Bahasa Sunda.djvu/188

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

Kaidah pupuh kurang terpenuhi. Larik kelima keenam, dan kesepuluh bait pertama tidak memiliki guru wilangan yang sesuai dengan ketentuan. Demikian pula larik kelima dan ketujuh bait kedua. Dengan demikian kaidah pedotan pun tidak terpenuhi, baik bait pertama maupun bait kedua.

Unsur musikalitas sangat diperhatikan dalam kawih terutama bunyi-bunyi akhir larik. Misalnya, satu bait penuh berbunyi akhir -a, atau -ah, eu, dsb. Unsur musikalitas seperti ini dirasakan sangat menunjang kekuatan sawer.

C. Isi

(1) Tema dan Amanat

Sawer ini mengembangkan pokok-pokok nasihat yang terdiri atas:

  1. perkawinan menurut agama Islam
  2. perbuatan maksiat yang harus dijauhi
  3. hubungan manusia dengan Tuhan
  4. perkawinan sebagai perbuatan terhormat
  5. hubungan suami istri
  6. pemeliharaan diri pada sang istri
  7. kerumahtanggaan dan ekonomi.

Dari pokok-pokok nasihat itu berkembanglah amanat seperti berikut:

Bahwa demi kebahagiaan berumah tangga hendaknya disadari benar-benar bahwa:

  1. perkawinan itu merupakan keharusan dalam kehidupan agama Islam dan merupakan perbuatan terhormat. Oleh karena itu, rumah tangga hendaknya diisi dengan perbuatan-perbuatan yang terpuji.
  2. Perbuatan jinah dan main cinta merupakan godaan utama dalam dunia kerumahtanggaan.
  3. Manusia harus membina hubungan Ilahi, hubungan dengan Tuhannya.
  4. Hubungan suami istri harus dilandasi perasaan seia sekata senasib sepenanggungan.
  5. Pemeliharaan diri pada sang istri merupakan keharusan, dan
  6. Sang istri sangat berperan dalam pengaturan perekonomian.

(2) Susunan

 Sawer tersusun atas pembukaan, inti, dan penutup.
 Pembukaan disampaikan melalui dua bait pupuh Dangdanggula dan empat bait kawih Cala-culu. Bagian ini berisi:

- permohonan izin dari hadirin untuk dilaksanakannya sawer
- harapan agar hadirin memberikan petunjuk/nasihat serta doa agar pengantin hidup berbahagia;

177