Lompat ke isi

Kaca:Puisi Sawer Bahasa Sunda.djvu/201

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

Guru lagu maupun interlarik terpenuhi dan menunjukkan adanya upaya mandiri sehingga tidak banyak terdapat ungkapan klise. Beragam sajak terkandung pada larik-larik:

        laki-rabi teh mandiri
        sagala kuma sorangan

        lengkah keur nambahan luang
        aïna diri pribadi.

C. Isi

(1) Tema dan Amanat

 Sawer ini mengembangkan beberapa tema:

  1. Kasih orang tua kepada anaknya. Anak harus menyadari benar-benar bahwa rasa sayang dan kasih orang tua itu tiada putus-putusnya. Oleh karena itu orang tua selalu berdoa demi kebahagiaan anaknya, orang tua itu sebagai sumber kebahagiaan anak.
  2. Hakekat hidup berumah tangga. Anak atau penganten harus menyadari benar bahwa hidup berumah tangga itu pada dasarnya hidup berdiri sendiri, bertanggung jawab sendiri.
  3. Hakekat hidup manusia hendaknya menyadari bahwa hakekat hidup itu adalah kasih Tuhan. Oleh karena itu manusia sewajarnyalah membalas kasih Ilahi tersebut.
  4. Kepribadian dan ilmu. Selama hidup manusia harus menuntut ilmu menambah pengalaman tanpa tercerabut dari kepribadian bangsa.

(2) Susunan

 Dua bait pertama dari pupuh Kinanti merupakan pembuka sawer. Pada bagian ini dikemukakan antara lain puja dan puji kepada Yang Maha Agung serta izin dari-Nya untuk dilaksanakan sawer. Dikemukakan pula pada bagian pembuka ini izin serta barokah dari leluhur dan alam gaib, dan izin dari hadirin.
 Inti sawer diketengahkan melalui dua bait kawih (Jemplang Bangkong), dua bait Asmarandana (Jemplang Serang), dua bait Sinom (Sinom Degung), dan dua bait Dangdanggula (Bayubud). Bagian inti sawer ini mengetengahkan, antara lain hal-hal sebagai berikut: (a) bahwa kasih orang tua kepada anaknya tak ada ujungnya, (b) bahwa berumah tangga itu pada hakekatnya berdiri sendiri, (c) bahwa Tuhan akan selalu memberi petunjuk, (d) bahwa dalam kehidupan itu kita harus menambah ilmu pengetahuan, (e) bahwa anak harus

190