selalu ingat kepada orang tua dan selalu bersujud kepada Tuhan. Bagian akhir inti sawer ini diisi dengan do’a atau harapan dan permohonan kepada Tuhan.
Bagian penutup dikembangkan melalui 3 bait Kinanti dan berisi puja dan puji serta sembah dan sujud kepada Tuhan Yang Mahasuci. Ciri khas sawer buhun:
Kunir diawur ku kunir
beas diawur ku beas
duit diawur ku duit
D. Bahasa
Bahasa yang digunakan bahasa biasa atau bahasa sehari-hari. Pemakaian bahasa halus sangat dihindari demi kesungguhan nasehat. Selain penggunaan kata-kata biasa demi kemantapan sawer, pada bagian akhir digunakan pula kata-kata petikan dari ayat suci dan seloka.
E. Penilaian
Pada umumnya kaidah pupuh terpenuhi dalam puisi sawer ini. Bahasanya mudah dipahami. Penggunaan lagu yang bervariasi tidak akan menimbulkan kebosanan.
Penggunaan Jemplang Bangkong dengan kata-kata yang tepat akan sangat menyentuh perasaan.
Nasihat yang disampaikannya bukan hanya mengenai keduniaan tapi juga ke arah penyadaran manusia akan kuasa dan agungnya Al Khalik.
Sp 15
Pupuh, dan dua seuntai
Hidayat Suryalaga; L
41 tahun
Guru
Bandung
A. Teks dan Terjemahan
|
|