B. Bentuk
Puisi pupuh Kinanti yang terdin atas 7 bait. Kaidah pupuh, yakni, guru wilangan, dan guru lagu terpenuhi dengan sempurna. Hanya dalam beberapa larik, pedotan tidak terpenuhi.
C. Isi
(1) Tema dan Amanat Sawer ini bertemakan hidup berkeluarga, hubungan suami istri didasari kasih sayang, Tema sawer ini sangat terbatas. Amanat sawer tersirat, yaitu 'hemat dalam perizkian dan abadi dalam kasih sayang'. Amanat ini dikemukakan pada bait refrei:
Sing pageuh dina pangjeujeuh
sing maneuh dina kadeudeuh
(2) Susunan
Sawer tersusun atas tiga bagian pokok, yaitu: pembukaan, inti, dan penutup
Pembukaan dikemukakan dengan satu bait yang pertama. Dalam pembukaan ini dikemukakan puja serta puji kepada Illahi rabi.
Inti sawer dikemukakan dalam 6 bait, 2 bait (bait ke-2 dan ke-3) merupakan ancang-ancang yang berisi pemberitahuan dan ajakan kepada mempelai bahwa sawer akan dimulai; 4 bait (bait ke- s.d, ke-7) berisi harapan serta doa dari juru sawer sebagai wakil dari orang tua dan sanak saudara mempelai.
Penutup, dikemukakan dalam dua larik sebagai coda. Isi bagian penutup merupakan inti dari semua harapan dan doa bahwa dalam berumah tangga itu hendaknya selamanya teguh daiam pendirian, dan selalu memelihara rasa kasih sayang.
B. Bahasa
Bahasa yang digunakan tergolong bahasa sehari-hari yang sederhana, Umumnya bahasa dalam pengertian denotatif, karena itu mudah difahami. Ada dipergunakan gaya bahasa perbandingan, dan gaya bahasa yang dalam bahasa Sunda disebut babasan
Contohnya : Perbandingan
lir kapal tengah sagara ’seperti kapal tengah lautan'
199 .