Lompat ke isi

Kaca:Puisi Sawer Bahasa Sunda.djvu/337

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Puisi sawer bahasa Sunda masih hidup dan berkembang di Jawa Barat.

Pada taraf permulaan puisi sawer berfungsi magis; timbul karena kepercayaan kepada roh halus dan kekuatan tertentu, serta dipergunakan untuk memohon perlindungan dan keselamatan. Kemudian, puisi sawer berfungsi sebagai alat pendidikan untuk menyampaikan nasihat-nasihat moral, sosial, dan keagamaan, serta dalam perkembangannya berfungsi juga sebagai hiburan.

Pagelaran sawer mempunyai kedudukan penting dalam lingkaran hidup masyarakat Sunda dan berhubungan erat dengan ritus inisiasi, yakni peralihan status.

Pagelaran sawer dilaksanakan pada berbagai upacara selamatan untuk manusia, pertanian, dan peristiwa, serta disampaikan oleh penutur yang disebut juru sawer. Dalam pagelaran itu dilengkapi dengan berbagai sesajen dan peralatan tertentu yang bersifat simbolis dan bernilai ritual.

Puisi sawer disusun oleh para penggubah yang umumnya juga sebagai juru sawer. Di Jawa Barat, penggubah dan penutur umumnya sudah termasuk generasi tua (41–88 tahun), baik wanita maupun pria. Yang terbanyak berasal dari Kabupaten Bandung (32,4%). Puisi sawer dituturkan oleh juru sawer secara lisan di luar kepala dan dengan cara membaca teks. Juru sawer yang tidak menggubah sendiri mendapatkan puisi sawer dari keluarganya secara turun-temurun, dari penggubah, dan dari kumpulan puisi sawer yang telah dibukukan. Para juru sawer melakukan kegiatan nyawer tidak sebagai profesi, tetapi pekerjaan sambilan. Hanya 7% saja yang menjadikannya sebagai profesi. Semua penutur mempunyai minat terhadap kesenian tembang, karena 98% dari puisi sawer disampaikan dengan cara ditembangkan. Sebanyak 35,2% dari jumlah juru sawer telah melakukan kegiatan sejak zaman.

328