Lompat ke isi

Kaca:Puisi Sawer Bahasa Sunda.djvu/39

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

seman biasa dipertunjukkan untuk menyemerakannya.

Sajian pada kedua upacara' itu umumnya berupa : buah enau, kelapa muda, daun sulangkar, parupuyan untuk membakar kemenyan. pangradinan 'tempat alat kecantikan" berisi kaca, sisir. minyak kelapa; bunga rampai tujuh macam, rujak manis, puncak manik ’puncak nasi kukus' telur ayam, lepat dan ketupat, kue-kue pasar, serta kain tujuh macam warna.

Pada kedua macam upacara itu pengantin berupa dua potongan tebu sebagai induk (pokok untuk ditanamkan), dan dua ikat padi yang disebut ”ibu pare" 'ibu padi'.

Pada upacara hajat bumi ’pesta tanah', yang di daerah Baduy disebut hajat kawolu, diadakan sedekah laksa dari tepung padi. Yang diarak berup dua buah boneka tepung yang didandani, dilulur dengan air kunir, dan sajiannya dilengkkapi dengan udang, susuh, ketan, wayu 'tuak', sirih pinang, mayang, andung merah, dan binatang kala yang masih hidup, serta lancah (R.I Adiwidjaja, 1949:100-103).

Pada kedua upacara semacam itu nyawer dilaksanakan oleh akhlinya (dukun). Pada seren taun/hajat bumi dilakukan oleh uang disebut wali puhun; pada orang Baduy dilakukanoleh puun.

Yang dituturkan sebagai sawer pada upacara tersebut ada yang berupa puisi sawer lengkap seperti umumnya gubahan dalam bentuk syair ada pula yang berupa rajah atau mantra yang pendek. Yang berupa mantra dituturkan pada setiap langkah dalam rangkaian upacara tersebut.

Inilah contoh semacam sawer rajah/mantra yang biasa digunakan di daerah Baduy :

Pun, pun, pun: Ngaturkeun putri geulis lalanjar endah, parawan entang-entangan, basana nyangga nyurangga, kana emas galigiran, ngaturkeun susuguhnya. rorongkeng, mangka cukul singbarang haturan, meunangan singbarang wicara, nyilep lalandep, senggang bahaya, mangka jauh ti balai (R.I. Adiwidjaja, 1949 : 103).

Pun, pun, pun' Menghaturkan putri cantik, gadis yang indah, benar-benar masih perawan, bersedia menerima, pada mas bersisian, menghaturkan sajian, rorongkeng, semoga tercapai semua pinta, berhasil semua permohonan, masuk terpakai, jauh dari bahaya, semoga jauh dari celaka.

(9) Sawer pada upacara mayat

Menurut informan R. Hidayat Suryalaga, di Jawa Barat lerdapat kebiasaan melakukan sawer mayat, yakni sawer yang dituturkan sebagai pengantar ke alam kubur. Sawer itu dituturkan waktu mayat sudah dimandikan dan akan diantarkan ke kuburan, atau waktu mayat sudah masuk lubang kubur. Jadi, semacam doa talkin menurut kebiasaan orang yang beragama Islam.

26