Ieu kaca geus divalidasi
Demikianlah gambaran tentang bentuk yang dipergunakan dalam sawer bahasa Sunda. Tentang banyak setiap macam bentuk yang dipergunakan itu digambarkan dalam tabel berikut ini:
No | Macam Bentuk | Jumlah bait | % | Ket. |
---|---|---|---|---|
1. | Puisi Terikat | |||
1.1. Syair | 1009 | 58,8 | ||
1.2. Pupuh | 453 | 26,4 | ||
1.3. Sisindiran | 5 | 0,3 | ||
2. | Puisi Semi Terikat | |||
2.1. Papantunan | 36 | 2,1 | ||
2.2. Kawih | 63 | 3,7 | ||
2.3. Dua seuntai dsb | 109 | 6,3 | ||
3. | Puisi Bebas (Sajak bebas) | 38 | 2,2 | tiap teks dianggap 1 buah |
4. | Prosa | |||
4.1. Prosa lirik | 2 | 0,1 | ||
4.2. Prosa biasa | 2 | 0,1 | idem | |
JUMLAH: | 1717 | 100 |
4.2.2.2 Jenis
Dalam bab III telah diutarakan bahwa puisi sawer itu dipergunakan dalam berbagai upacara adat atau selamatan, Sesuai dengan pemakaiannya itu dapatlah dibedakan golongan atau jenisnya yaitu:
1) Puisi sawer netes Sapar
Tidak banyak jumlahnya yang ditemukan. Sawer semacam ini masih dilakukan di daerah Banten. Termasuk pada sawer ruatan. Upacara sawer dilakukan waktu anak dikhitan, bila anak laki-laki; waktu menikah bila anak perempuan. Jasria, penutur dari Banten menyebutkan upacaranya sebagai nyawer netes Sapar, ngabobot, ngayun, dan ngandegkeun.
37