Lompat ke isi

Kaca:Puisi Sawer Bahasa Sunda.djvu/55

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

sawer itu ada yang disusun berupa sisindiran, papantunan, kawih atau ikatan dua seuntai, contohnya :

Amin ya Robbalalamin
mugi Allah nangtayungan

4.2 2.4 Bahasa

Bahasa yang dipergunakan dalam menuturkan sawer itu pada umumnya bahasa yang lugas. Bahasa yang simbolis dan bernilai magis tampak pada teks yang mempergunakan bentuk dan gaya papantunan Pada teks yang mempergunakan bentuk syair sebagian besar (96,2%) kurang tersusun dengan baik. Banyak kalimat yang dipaksakan karena mengejar bunyi akhir supaya sesuai dengan kaidah syair. Penggunaan pola-pola baku dalam syair menyebabkan kedataran rentangan, dan bahasa yang kaku, sehingga isi dan bahasanya tidak merupakan kebulatan makna.

Teks yang mempergunakan bentuk pupuh umumnya lebih lancar, Beberapa kejanggalan memang terdapat, akibat penggunaan/penempatan kata yang kurang tepat, didasarkan atas pertimbangan guru lagu dan guru wilangan Dalam teks yang menggunakan puisi pupuh persajakan cukup mendapat perhatian. Sajak-sajak asonansi, sajak awal, sajak tengah, memberi warna pada gubahan pupuh itu. Sajak akhir dipakai sebagai penanda guru lagu dalam menyusun pupuh

Demikian pula dalam puisi sawer yang menggunakan papantunan, persajakan itu sangat beragam.

Bahasa yang dipakai umumnya tingkat bahasa ‘sedang’ dan ‘halus’. Pada beberapa teks mempergunakan bahasa kasar pada bagian nasihat untuk pengantin. Penggunaan bahasa lemes 'halus' ada yang tidak tepat atau dipaksakan demi kepentingan guru wilangan.

Dalam beberapa teks puisi sawer tampak bahwa penggunaan kata sangat pilihan, dan susunan kalimatnya teratur sesuai dengan acuan. Teks semacam itu ialah no Sk 1 karya Riyadi Kartasutisna, Sk 10 karya Ucu Wahyu, Sp 4 karya Danuji, Sp 10 karya Saleh Danasasmita, Sp 12 karya R. Satja di Brata, Sp 14 oleh R. Malkan Sutadiradja, Sp 15 oleh Hidayat Suryalaga, Sp 16 oleh Rachmatuliah Ading Afandi, Sp 17 karya K.S. Kostaman, Sp 18 dan Sp 19 karya Wahyu Wibisana, No. 3 karya Kunkun, no. 19 karya lim Ibrahlm, No. 24 tuturan Nina K. Sopandi, No. 26 .tuturan Nunung Sobariah, No. 32 karya Atjeng Soebana, dan no. 34, 35 karya Wahyu Wibisana.

Semua teks puisi sawer yang dapat dikatakan menggunakan bahasa sastra ini disusun ddam bentuk sajak, kawih, papantunan, dan terutama sekali dalam pupuh.

42