Lompat ke isi

Kaca:Puisi Sawer Bahasa Sunda.djvu/56

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

4.2.3 Perkembangannya

Kajian tentang data puisi sawer bahasa Sunda dapat menemukan beberapa hal.

4.2.3.1 Penutur dan Karyanya

Puisi sawer bahasa Sunda masih hidup dalam masyarakat Sunda di Jawa Barat, Ini terbukti dari kenyataan masih terdapatnya puisi sawer, penggubah, serta penuturanya yang biasa melakukan upacara nyawer pada selamatan-selamatan walaupun ada beberapa hal yang berubah.

(1) Kekerapan pemakaian puisi sawer sudah berkurang apabila dibandingkan dengan waktu sebelum perang. Dari penjelasan para informan dapat diketahui bahwa pelaksanaan sawer tingkeban, sawer turun tanah, sawer mencukur rambut, sawer kawin tebu, dan sawer Dewi Sri sudah jarang dilaksanakan orang. Apalagi sawer mayat dan sawer kasilihwangian hampir tak dikenal lagi

Seiring dengan berkurangnya pelaksanaan upacara nyawer tersebut, berkurang pula pemakaian puisinya,

Sikap anggota masyarakat yang menyebabkan perubahan itu disebabkan terutama oleh dua hal.

Pertama, karena sikap beragama yang telah berubah. Jika dahulu sikapnya bersahaja, kadang-kadang membawakan kejiwaan Indonesia - Hindu, kadang-kadang Islam, tetapi permohonan dilakukan terhadap makhluk halus, sekarang banyak yang berusaha menyesuaikan diri dengan sikap dan lingkungan yang lebih maju. Menurut Zidi Gazaiba, manusia mengadakan adaptasi dengan lingkungan yang dibentuk oleh kebudayaan tertentu (1968 : 79).

Dalam penyesuaian diri itu ada dua macam sikap.

(a) Sepenuhnya meninggalkan kebiasaan itu, karena dianggap tidak cocok lagi dengan kebiasaan manusia yang telah maju.

Menurut informan K.S. Kostaman banyak yang telah meninggalkan upacara adat nyawer itu karena menganggap bid'ah.

(b) Masih melaksanakan kebiasaan, akan tetapi dengan beberapa perubahan. Misalnya bila yang menyelenggarakan suatu upacara nikah itu beragama Islam, nyawer memakai teks yang lebih bersifat hotbah nikah; memakai lagu Nadom yang biasa dipakai dalam pupujian eara agama Islam. Dalam upacara nyawer tidak dipergunakan kelengkapan sajian dan alat-alat. Contohnya: 1) pada sawer turun tanah tidak memakai rujak, dan menyembur dengan bengle, tidak membuat kebun alas; pada sawer nikah tidak memakai kelengkapan beias kuning, kunyit, uang, dan tektek; tidak diteruskan dengan menginjak telur, mencuci kaki, memecahkan alat tenun, dan membakar sagar enau. Anggapan tentang fungsi magis
43