Amanatnya ialah: a) jangan merasa takut menghadapi kehidupan di dunia, b) rizki dan derajat manusia sudah ditentukan dari kodrat, dan dapat diminta dari Allah, c) dalam kehidupan manusia harus berperilaku baik: sopan, mengendalikan diri, selalu mawas diri, dan tidak kehilangan pegangan, hati dan perbuatan harus sesuai, d) nasihat agar didengar lalu dilaksanakan.
(2) Susunan
Puisi tersusun dalam tiga bagian: yakni pembukaan, inti dan penutup. Bagian pembukaan hanya terdiri atas satu bait, berisikan permohonan maaf dan izin kepada Sang Rumuhun, kepada hadirin dan orang yang dituakan. Bagian inti dijadikan oleh 23 bait, yang isinya menggambarkan kejadian manusia sejak dititiskan sampai lahir ke dunia, dan nasihat bagaimana caranya hidup agar dapat selamat dan sejahtera. Bait akhir merupakan bagian penutup sawer yang disusun dengan kalimat-kalimat simbolis dan tidak mudah difahami maksudnya.
D. Bahasa
Sebagai puisi yang mempunyai warna rajah gaya bahasanya pun mengarah ke rajah pantun. Kalimat-kalimat yang paralel dan dihiasi sajak awal, sajak tengah, dan sajak akhir menunjukkan adanya gaya pantun itu. Contohnya pada bait ini:
Nu jadi pusering bakal
bakalna pancering hurip
ti rama bakal nu putih
ti ibu bakal nu kuning
E. Penilaian
Keeenderungan pengarang menyusun karyanya dalam gaya rajah pantun ini memberi kesan maksud ruatan seperti dalam upaeara adat tradisional. Ungkapan-ungkapan yang fiIosofis dan mengandung daya magis memberikan bobot pada gubahannya.
4.3.2 Puisi sawer bayi
Sb 2
Syair
Abah Kar’an; L
75 tahun
Juru sawer
Tasikmalaya
50