kesemuanya telah diatur oleh Tuhan. Bagian Inti berupa berbagai nasihat kepada anak yang diselamatkan, bahwa harus beribadat, berakhlak baik, dan berbakti pada orang tua, taat pada agama, dan peraturan negara. Bait ke 12 berupa harapan agar doa diterima oleh Tuhan.
D. Bahasa
Bahasa yang dipergunakan umumnya bahasa sehari-hari yang mudah difahami. Tingkat bahasa yang dipergunakan ialah bahasa halus, sedang dan kasar. Pada bagian nasihat yang khusus ditujukan kepada anak dipergunakan bahasa kasar, sesuai dengan aturan berbicara dari yang tua kepada yang lebih muda. Terdapat beberapa kata yang tidak merupakan bahasa baku, seperti dikawitan (1.1) dan kata-kata bahasa Indonesia, seperti singkat (1.3) sementara (7.1). Untuk mengejar banyaknya suku kata dalam satu larik, dan supaya bersajak akhir sama terdapat beberapa penyimpangan dalam struktur kalimat, seperti contohnya kalimat manusa di alam kandung (3.4) yang maksudnya manusia dalam kandungan.
E. Penilatan
Puisi yang terdiri atas 12 bait ini umumnya memenuhi kaidah syair. Isi, tema dan amanatnya berupa nasihat yang berharga untuk pendidikan anak, serta mudah difahami, walaupun ditinjau dari segi bahasa terdapat beberapa kekurangan.
Sb 3
Papantunan dan sajak enam seuntai
Ibu Sangkit; P
67 tahun
Dukun bayi
Majalengka.
A. Teks dan terjemahan.
Ampun-ampun nya paralun,
neda panjang pangampura,
ka luhur ka sipet rambut,
ka handap ka sipet dampal,
bilih aya kalepatan,
wireiina wawantunanan,
ka Gusti Nu Maha Suci.
Mohon ampun mohon maafkan,
ke atas sebatas rambut,
ke bawah sebatas kaki,
bila ada kesalahan,
karena lancang ucapan,
pada Tuhan Maha Suci.
53