pemanis, aklbatnya malan menjadikan puisi sawer ini hambar, Misalnya :
terutami (s.d. utamina)
hambaNa (s.d. abdina)
satiap masa (s.d. unggal waktu)
sementara (saheulaanan)
Yang memberi kesan manis adalah bentuk syairya yang memenuhi persyaratan. Setiap akhir kata dalam setiap larik berbunyi vokal yang sama. Begitu pula pada pupuh Kinanti, bahasa yang diolah disesuaikan dengan pola pupuh yang sudah baku gurulagu dan guru wilangannya.
E. Penilaian
Bentuk syair seragam terdiri dari empat larik, setiap larik terdiri atas delapan suku kata, memudahkan penutur dalam memilih lagunya, Bentuk pupuh Kinanti sangat cocok dituturkan dalam lagu Kidung. Kidung adalah jenis lagu yang bernada magis dan agung dan mempunyai kesan tersendiri dalam sawer. Hampir semua penutur menguasai lagu ini. Singkatnya, bentuk puisi sawer gubahan E. Rukmini mudah dibawakari oleh penutur manapun. Isi sawer ini mencakup semua isi yang biasa ada dalam sawer, doa-doa, nasihat-nasihat, deskripsi perubahan bayi, dsb. Bahasa yang dipakai, bahasa biasa yang "kering". Kurang pemanis bahasa.
Sb 5
Syair
Kowi; L; 75 tahun
Bengkong (dukun khitan) Purwakarta.
A. Teks dan Terjemahan
Astaghfirullah halladim
Astaghfirullah halladim
nu bakal jadi cahaya,
cahaya bakal manusa.Manusa abdina Allah,
Allah jibaul guyub,
Awor Allah jeung Muhammad,
Muhammad tunggal cahaya.Cahaya bakal manusa
manusa loba dosa
Basa entun keur dipatitihan
samemeh nitih ka rama.
Astaghrirullahal adzim,
astaghiirullahal adzim,
yang bakal jadi cahaya,
cahayabakal manusia.Manusia hamba Allah,
Allah jibaul guyub,
Menyatu Allah dan Muhammad,
Muhammad tunggal cahaya.Cahaya bakal manusia,
manusia banyak dosa,
waktu utun dalam perjalanan,
sebelum menitis pada ayahanda.