- 17. Sakieu nasehat abah.
- ka ujang anu bahagia,
- regepkeun masing nyata,
- supaya ujang teh bagja,
- Amin.....
- 17. Sekian nasihat bunda,
- pada ananda yang bahagia,
- simaklah dengan teliti,
- agar anda bahagia, Amin.....
B. Bentuk
Teks sawer disusun dalam bentuk syair, sepanjang 17 bait. Dalam teks itu terdapat sebuah baris (larik) yang menyimpang dari kaidah syair, yaitu baris 7.2 "kalawan rido Allah" yang hanya berjumlah 7 suku kata.
Sebagaimana halnya dengan teks-teks lain, ikatan bentuk syair telah menyebabkan terjadinya "pemaksaan" makna dan bentuk kata dalam sawer ini.
C. Isi
(1) Tema dan Amanat
Dua kecenderungan yang paling jelas menjadi tema teks sawer ini, ialah (1) memberi nasihat dan (2) memberi peringatan (wanti-wanti). Tentu saja diantara kedua kecenderungan itu saling berhubungan, tetapi jelas pula perbedaan diantara keduanya.
Perilaku yang dinasihatkan dalam sawer ini ialah: (1) agar menjadi anak penurut, taat kepada orang tua; (2) agar memanfaatkan uang panyecep untuk pembeli barang-barang yang berguna buat bekal kehidupan nanti (disarankan membeli ayam, domba); (3) agar menginsyafi jasa orang tua karena betapa besar penderitaan ibu selama mengandung; dan (4) harus heman kepada orang tua, agar hidup berkecukupan, tidak mengalami kesusahan. Perilaku yang harus dijauhi ialah: (1) jangan berani membentak orang tua; (2) jangan berani melawan atau menentang orang tua; (3) jangan berdosa kepada ibu bapak karena akan berat sekali siksaannya, baik di dunia maupun di akhirat; (4) apabila orang tua mendoakan, maka akan senanglah hidup yang akan dijalani.
(2) Susunan
Bagian-bagian teks sawer ini terurut sebagai berikut: (1) pembukaan; (2) inti; dan (3) penutup. Bagian pembukaan hanya sepanjang 1 bait, yaitu bait ke-1, yang berusi pujian bahwa sawer ini dimulai dengan nama Allah Yang Maha Pemurah. Bagian penutup terdapat pada kedua bait yang terakhir, yang berisi doa agar segala nasihat bermanfaat, serta anak yang baru dikhitan itu diharapkan mampu menyimaknya.