Sang Brahmana menjadi bingung akan memilih salah satu di antara mereka itu.
Cerita ketiga; tentang prabu Wikramakesarin yang memerintah negeri Pataliputra. Baginda mempunyai 2 ekor burung yang bisa berbicara, yaitu nuri dan burung tiung. Sebenarnya kedua burung itu penjelmaan dari dewa.
Cerita keempat; tentang Harisewamin, seorang brahmana dari Ujayini yang mempunyai 2 orang putra, seorang laki-laki bernama Dewasewamin seorang lagi perempuan bernama Nawangwulan. Setelah dewasa, Nawangwulan membawa persoalan yang rumit bagi keluarganya karena dicintai oleh tiga pemuda yang sama- sama sakti dan gagah perkasa.
Cerita kelima; tentang Dawala, seorang tukang binatu dari desa Brahmastala yang nikah dengan gadis bernama Sundariasih.
Cerita keenam; tentang Wisnusewamin seorang brahmana kaya dari Wreksagata yang mempunyai 3 orang putra. Mereka tidak mau ketika disuruh menangkap seekor penyu untuk persembah- an kepada dewa.
Cerita ketujuh; tentang raja Wiradewa dari Ujayini dengan per- maisurinya bernama Padmarati. Mereka dikarunia 2 orang putra, seorang laki-laki bernama Suradewa dan seorang perempuan bernama Ananggarati.
Ketika dewasa, putri Ananggarati dilamar oleh 4 pemuda yang sukar untuk ditolaknya.
Cerita kedelapan; tentang Artadata, saudagar kaya dari Anang- gapura yang mempunyai 2 orang putra, yaitu Danadata dan Nyi Madanasena.
Setelah dewasa, Nyi Madanasena dinikahkan dengan Samudra- data. Perkawinan itu hampir berantakan karena Nyi Madanasena akan berbuat serong dengan pria lain. Untunglah perbuatannya itu dapat dicegah, sehingga akhirnya Nyi Madanasena kembali kepada suaminya.
Cerita kesembilan; tentang Dewasewamin, seorang brahmana dari negeri Waranasi yang mempunyai putra bernama Harise- wamin. Kemudian Harisewamin menikah dengan gadis cantik
bernama Lawanyawati. Ketika pada suatu hari Lawanyawati
11 |