Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/201

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

193

tulang sendi, tidak bisa bergerak sedikitpun, lumpuh semua, tiada tenaga sedikitpun, memohon-mohon ampun tuan, uwa ampun sekarang bermaksud mau mengabdi.

245. Oleh Den Lalana dibentuk, kenapa biasa mengejar-ngejar, kemarin kan mau memenggal leher, membawa tambang mau mengikat, sekarang mendingan perang, apakah saya anak kecil, mantri tujuh kepada raden kemudian menyembah.

246. Saya bermaksud menjadi pegawai, siang malam mau ikut, jawab raden tidak mau, tidak pantas diiringi-iringi tiada kerja pada saya merasa diri buruk rupa, malu kalau membawa-bawa pengawai, mending juga kalian pulang, kalau ikut nantinya menanggung sengsara.

247. Duh tuan saya bagaimana, kalau kembali ke negeri lupa lagi jalan, besarnya saya takut, ayah tuan, tentu memenggal kepala, hanya itu yang saya khawatirkan, tersenyum Den Lalana, kenapa kamu kurang 'lantip', kalau begitu cari akan keselamatan.

248. Begini kalian menjawab, kalau sudah datang ke negeri, ya masalah anak, oleh saya ketemu, ketika akan terus kabur menerjunkan diri ke laut, tenggelam tidak ketemu, tidak tahu dimakan setan, harus begitu kamu pada raja melapor.

249. Jawab mantri terima kasih guan, mendengung suaranya nyaring, terbengong-bengong tujuh mantri, hutan yang asalnya susah dilalui, tiba-tiba jadi hilang, menjadi jalan besar dan luas, dari khasiatnya panah, Raden kepada mantri berkata, segera pulang ke sana kamu jalannya.

250. Panahnya kemudian ditarik, mendengung suaranya nyaring, terbengong-bengong tujuh mari, hutan yang asalnya susah, dilalui, tiba-tiba hilang, menjadi jalan besar dan luas, dari khasiatnya panah, Raden kepada mantri berkata, segera pulang ke sana kamu jalannya.

251. Tujuh mantri kemudian pergi, mengarungi jalan baru yang resik, batunya bercahaya, pasirnya "manik carentik', asplnya bersinar,