237
633. Lalu pada duduk di kursi, mantri duduknya di pinggir, sebagian duduk di bawah, patih dalam hatinya berkata, bagaimana saya menyebutnya, tidak pantas kalau disebut Agus, siapa ini, tidak pantas cucu kakek, pasti ini keturunan kusumah.
634. Sementara termenung, dipikir dibolak-balik, melihat begitu kenyataannya, tak lama lalu berkata, hormat kaya yang sungkan, selamat Den Bagus, ini paman di suruh, oleh ayah Agan sang Aji, harus pergi sekarang ke negara.
635. Di suruh datang oleh Raja, semoga bisa terkabulkan, ini pemberian ayah, pakaian untuk dipakai, oleh raden sudah diterima, lalu dicoba, longgar sekali tidak cukup, lalu berkata, Den Raspati, tidak cukup baju kerajaan itu.
636. Semoga saya diberi ijin memakai pakaian doip, Den Lalana lalu pergi, sambil sedikit ketawa, hatinya mantri kaget, melihat pada yang mengajak tertawa, terasa manis sekali, dan tertarik, padahal sama-sama lelaki, apalagi kalau sama perempuan.
637. Pikiran mantri segera datang, ingin tahu kelakuan putri, yang suka menghina orang kampung, barangkali sama yang ini, masa kalau tak menyubit, lelaki juga tertarik, tersebutlah Den Lalana, dari kamar sudahj keluar, labih pantas berpakaiannya dan sangat menarik.
638. Kemejanya sutra putih, kancingnya sana intan rukmi, pakai kain garingsing wayang, terlihat manis sekali, udengnya batik sisi, terlihat sinar memancar, lalu makan, sama-sama dengan mantri, mengapa makanan enak sekali.
639. Seumur hidup baru merasakan, enak sekali, barangkali begitu masakan nenek orang kampung, tak disangka sama sekali, Raden pada kakek berkata, kakek harus menunggui, kami mau pergi ke nagari, kira-kira lima hari lamanya.
640. Baru kakek datang, nenek ke dalam negeri, sambil ini buyung bawa, berikan pada Agan Putri, kakek menerimanya, Den Lalana laalun turun, dipegang oleh wadia balad, pada kereta sudah duduk, pakaiannya bersinar berkilauan serta serba indah.