244
700. Puteri lupa purwadaksi, mendengar perkataan dan putera, karena sudah merasa, ini orangnya, sekarang dikatakan, lalu merangkul Den Lalana sambil menangis.
701. Mohon maaf, atas kesalahan, saya merasa demikian, dulu menampik kakak, karena emban, yang memberitahu pada ama berkata lain.
702. Silahkan kakak pikir, apakah mau memaafkan, kata Raden masa bodo, kakak bukan yang berkuasa, sekarang permisi
mau pulang, Agan Puteri menghalanginya, sambil mendekati pada Raden Lalana.
703. Den Lalana berkata lembut, Agan jangan begini, terlihatnya jelek, begini bukan pasangannya, kalau agan punya suami, kakak mengiringnya dari belakang, pantas untuk jadi punakawan.
704. Agan puteri berani menyubit, dipegangnya bibir den putera, jangan begitu kakak, kalau kakak mau punya isteri, saya
yang biasa mencuci beras, memasak nasi, kalau mandi dimandikan.
705. Tidak panjang yang ditulis, pasti terbayang, tinggalkan yang lagi bercanda, tersebut lagi sang Raja, sudah sampai di paseban, bertemu dengan adiknya, Tanjungpuri Tanjungpura.
706. Adik-adiknya bertanya, mana cucu kakek Boja, kata ratu masih disana, dimohon datang dulu Agan, pamannya belum
tahu, utusan lalu pergi, ke keputrian sudah sampai.
707. Didekati oleh den puteri, ada apa kamu opas, ki utusan menjawab, gan anom disuruh datang, ditunggu oleh ayah,
puteri membentak sambil marah, Agan putera sambil marah, Agan putera sedang tidur.
708. Padahal Raden sedang duduk, tidur hanya alasan, kangen sedang bercanda, gan puteri tak mau berpisah, ki utusan
sampai ke Raja, oleh raja diperiksa.