Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/267

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

259

825. Lalu "mesat" pedang, pedang panjang dan besar sekali, tidak terbawa oleh sepuluh, karena beratnya pedang sudah dilepas, suara pedang menderung, Raden mengasihkan tarang, ngagentrang karena tarik.

826. Pedang raja temannya, tidak mempan, hanya "rompang" tiga dim, heran baru pertama seumur, sedang begitu tak terduga, raden muda menempeleng telinganya, temannya roboh, "ngudupung kokosodan" gerang-gerung bengkak pipi.

827. Begitu bangun teus lari, pipi temannya bengkak sebelah, ayo teman kita pada masuk, kalau berani pada cucunya Boja, barangkali mau kepala bengkak pipi kembung, kami seumur baru, tidak mau lagi lebih baik pulang.

828. Merasa menyesal karena isteri sudah dicerai, dikira puteri mau dengan kami, sekarang mau dirujuk lagi, sambil minta diobati, pipi membengkak dipopoki dengan beras kencur, lebih baik isteri yang dulu, tidak menyebabkan bengkak pipi.

829. Diceritakan Jayalalana, di tengah-tengah medan perang menantangnya, larak-lirik menantang musuh, yang tampan menunggu lawan, lucu sekali banyak waktu tidak bingung, tandang berani di medan perang, seperti keturunan kerajaan.

830. Ada satu lagi raja, maju ketempat perang dan menyerangnya, dengan prabu muda bertemu, di tempat perang berhadap-hadapan, nama raja sang ratu Raya terkenal, begitu datang ratu lalu berkata, satria silakan kami gada.

831. Prabu muda menjawab, tidak ada bakat kalau saya memukul lebih dulu, kamu dulu yang memukul, Sang rarangan mengangkat gada, dipukulkan pada raden suaranya berbunyi, "ngahiuk" jedag kena pada Den Lalana, Raden Anom lalu menari.