19
mangsa yang lezat. Akan tetapi penampilan Jayalalana yang tidak seperti manusia kebanyakan, meminta nasihat Jayalalana. Mereka ingin membagi dua ajimat berupa cincin, yang berkhasiat si pemakai dapat menghilang.
Jayalalana memberi jalan keluar dengan cara mereka harus berlomba menancap mata panah yang akan diberikan ke angkasa. Busur di tarik dan panah pun melesat dengan cepat ke angkasa. Kedua raksasa dengan cepat memburunya. Akan tetapi dengan tenang Jayalalana melambaikan tangannya memanggil panah kembali. Panah berubah arah kembali ke tempat Jayalalana. Kedua raksasa pun berganti arah memburu Jayalalana. Jayalana kemudian menyisipkan ajimat cincin ke dalam jarinya. Seketika Jayalalana lenyap. Raksasa semakin marah, mengamuk dan membabi buta. Akhirnya Jayalana dengan berbagai ajimatnya dapat menundukkan mereka.
Setelah mengetahui jati diri Jayalalana, kedua raksasa mohon ampun dan menyerahkan diri serta berjanji mau mengabdi kepada Jayalalana. Kedua raksasa ikut Jayalalana dan untuk menghindari
masalah yang timbul dalam perjalanan. Keduanya dimasukkan ke dalam ajimat cupu.
Dikisahkan sampai Jayalalana pada suatu tempat, yang terdapat pohon besar dengan halaman dari sekitarnya yang bersih. Di bawahnya terdapat batu besar sekali. Tempat itu tampak sepi, burung garuda yang biasanya ada sebagai penunggu tempat itu sedang pergi ke tepi pantai.
Sementara itu sepasang burung garuda paksi sedang mencari ikan di tepi pantai. Mereka sedang bertengkar, saling menyalahkan karena hari itu tidak menemukan ikan seekor pun. Garuda betina menyalahkan suaminya yang tidak memberi tahu kepadanya maksud dan tujuan menunggu di tempat itu selama ini.
Akhirnya garuda jantan berterus terang bahwa mereka sebenarnya sedang menunaikan amanat maha wiku keturunan jin untuk menjaga gua di bawah batu besar. Gua itu berisi kuda sembrani yang hanya boleh diketahui oleh cucu maha wiku, yang sekarang sedang di tunggu-tunggu.
Mendengar perkataan garuda jantan yakinlah Jayalalana bahwa tempat itulah yang dicari selama ini. Maka keluarlah ia menemui kuda burung garuda itu. Pada awalnya kedua burung garuda marah dan