Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/302

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

294

bapaknya, ada yang memanggil ibunya neneknya dan cicit-nya, nenek moyang ! kami meminta makan.

1116. Ususku terasa perih, mengapa raja sepuh, cepat wafat, sekarangmakan diirit, seharusnya kangjeng raja, memberikan negeri ini, kepada sang raja lokagiwa.

1117. Tak akan rugi bila diberikan, mungkin tak akan sengsara, bila begini terus tentu akanmati, tak guna menjadi raja, karena rakyat kelaparan, mengapa raja bodoh sekali, kalau begini sama saja dengan membunuh rakyat.

1118. Bermacam-macam cerita orang, lesu karena tak makan, banyak yang menyebutkan gila, raja tak punya belas kasihan, bagaimanakah maksudnya, berdiam diri menjadi raja, apakah akan menjadi raja setan.

1119. Sedangkan orang yang berbudi, memperingatkan kepada temannya, saudara janganalah berkata begitu, karena sudah takdir, kita tidak sendiri, begitu pula kangjeng ratu, beliaupun tidak makan.

1120. Sudah tentu raja pun akan wafat, kita tak akan penasaran, pertanda setia, kita mengabdi kepada raja, jangan setengah-tengah, bersukur di waktu kekurangan, bila kekurangan lalu menyumpahnya.

1121. Harus malu kepada Yang Maha Kuasa, karena siapa yang menginginkan, menghendaki keadaan seperti ini, tiada lain kehendak Tuhan, Yang Maha Kuasa, dialah yang menghendaki, gelapnya kabut tak usah disuruh.

1122. Begitu pun dengan terangnya, tak kelihatan datangnya, nanti juga kita, hanya .Tuhan yang tahu, yang menguasai diri kita, apa salahnyakita menolong, bila sudah kehendak Yang Maha Kuasa.

1123. Dikisahkan Kangjeng Gusti, sedang membujuk isterinya, duh dinda pujaan hatiku, bersabarlah kita tak makan, karena