385
lah kaget, karena ada raksasa, mengambil seluruh padi.
1206. Setiap hari mereka datang ke sawah, ratu sangat kaget mendengarnya, patih berkata, cepatlah berjaga-jaga, sediakan tumbak bedil, oleh semua balad, bunuhlah sekalian.
1207. Raden patih telah siap mengumpulkan balad, setengah marah sekali, adanya beringas, marahnya sempat besar, aku Raden Barahgeni, cepat marah, cepat menampar dan memukul.
1208. Ketika itu telah keluar akan mencegat raksasa, diiring oleh raden patih, bersembunyi di sawah, balad gemuruh bersorak, raden patih tak dapat diam, marah kepada raksasa, ingin cepat bertemu.
1209. Dikisahkan yang mencuri telah datang, ke negeri Lokagiwa, balad telah siap sedia, apalagi raden patih, bedil dipasang berbaris, oleh balad-balad, patih mencabut pedang matasir.
1210. Patih berkata, ayo diperlihatkan oleh kamu itu buta hantu, oleh saya mau dibunuh, kalau belum pecah kepalanya, belum tahu adat kami.
1211. Dua raksasa telah datang ke tengah sawah, oleh balad terlihat tinggi menjulang, yang tadinya dinanti-nanti, setelah melihat menjadi berlarian, terkesima bedilnya dilemparkan, ke tengah sawah, Raden Patih juga berlari.
1212. Celaka berlarinya tepat mengenai rawa, tenggelam terpelanting, yang terlihat hanyalah lehernya, menggapai-gapai di dalam rawa, tak ada yang menolong, bibirnya, matanya berkaca-kaca mau menangis.
1213. Balad oleh Denewa diobrak-abrik, mereka menjerit-jerit, kedua raksasa gembira, melihat balad berlarian, Denewa Denewi bersiap-siap, menangkap domba, kuda kerbau dan sapi.
1214. Diikat dipikul oleh kedua raksasa tersebut, ki Denewi