Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Pareumeun Obor I.pdf/15

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

Sukasari. Nyi Patimah yang kini telah kawin dengan Lurah karena ditinggal mati oleh istrinya menerima kiriman itu dengan perasaan aneh. Ketika diketahui bahwa anaknya telah wafat, ia menangis sejadi-jadinya. Ketika panen telah masuk semua, Lurah dan nyi Patimah bersama Salamah pergi berziarah ke kuburan Salim, sekaligus berdarmawisata melihat keramaian Jakarta.

Empat bulan lamanya Salim dirawat di rumah sakit Glodok. Setelah sembuh betul, barulah ia diperbolehkan pulang. Langsung ia pergi ke rumah paman Tarlan di Rawabangke, tapi alangkah kagetnya, ketika rumah itu dihuni orang lain. Oleh seorang ibu yang menerimanya ia diberi tahu bahwa penghuni lama sudah pindah ke tempat lain karena salah seorang keluarganya mati diserang kolera. Salim murung sekali mendengar kabar itu, sampai hampir menangis. Namun ibu yang mendiami rumah sekarang kebetulan orang yang baik hati. Salim diajak tinggal saja di rumahnya.

Setelah pakaian yang dicucinya kering, Salim pergi mencari pekerjaan. Ketika sedang berpikir-pikir di tepi jalan, ia ditanya oleh seorang mandor mau tidaknya bekerja sebagai kuli di Salemba. Tanpa berpikir lagi ia menjawab bersedia, lalu dipekerjakan sebagai kuli penunggu gudang bahan bangunan. (Bersambung).

Jakarta, 2 Februari 1981
Penyusun ringkasan,

Haksan Wirasutisna.

12