Ieu kaca geus divalidasi
lagi bersikap acuh tak acuh terhadap saudaranya (Pak Sukri), dan memberinya sawah serta kebun berikut modal untuk mengusahakannya. Dengan demikian Pak Sukri, yang selama ini serba kekurangan, dapat hidup dengan layak. Nyi Sutirah, anak pungut H. Karim, menemukan jodohnya pada jurutulis camat Tanjungkerta. Sedangkan Sumarja terus hidup senang dan berbahagia dengan Nyi Mas Iting, yang baik hati dan setia.
xii