Ieu kaca geus divalidasi
167
009. | Bakti kepada Tuhan Yang Maha Suci, sedekah kepada semua fakir, hanya tetap tidak habis ihtiar, selama belum terlaksana, akhirnya mulai saat ini istri ratu, maksud keinginannya dikabulkan. |
010. | Tak lama dua putri, sedang ngidam badannya lemas lesu yang sedang hamil, lebih bahagia hati raja, dianggap barang yang dijaga keselamatannya, diasuh oleh dukun pintar, oleh ajar 'gunawiesa'. |
011. | Kita cepatkan dikarang tembangkan, kedua istri raja, tujuh bulan sedang hamil, sang raja terus memerintah, kepada mantri yang cekatan, mengumpulkan dukun yang tinggi ilmunya, paraji yang bijaksana. |
012. | Dibawa ke dalam negeri, dibangunan tempat berkumpulnya orang-orang sudah ada, peraji berjajar, dihadapi oleh sang raja, duduk menghormat lebih hormat, tepat ada enam puluh, berkatalah ratu. |
013. | He, semua dukun peraji, kalian harus berjaga-jaga, siang malam di kaputren, awas jangan sampai terlambat, jampi dan syarat untuk menghindari bahaya, adat istiadat, nenek moyang, katanya memberi tahu. |
014. | Kita tinggalkan raja putri, dikisahkan salah satu jin, jin Sumluk namanya itu, ahli tenung yang menyakitkan, sudah tahu saat itu, dari awan yang melintang sudah turun, menuju putri yang paling muda. Pupub Sinom |
015. | Dikisahkan Neng Sariwulan, setelah dimasuki jin, tiada tenaga sedikitpun, kemudian lesu sekali, siang malam hanya menangis, sebab oleh setan ditenung, jabang bayi berganti rupa, yang mau tarnpan, sudah ditutup oleh setan di dalam perut. |
016. | Diketahui oleh sang raja, melihat istri gelisah berguling-guling, menangis tiada putusnya, bingung hati sang raja, kepada yang menjaga berkata, he semua dukun, kalian kurang hati-hati, menjaga tuan putri, sebab buktinya tidak ada tumbal yang ampuh. |