Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/195

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi
187
 
sekali yang 'memayu, semua kekenyangan, duduk di bawah pohon.
  1. Salah seorang mantri berkata, betah sekali seumur hidup tinggal di sini, tidak ada kesusahan, kebingungan, kalau tidak ada utusan, untuk mencari anak hi tarn yang 'bedegul ', seperti tidak ada pulang, kata temannya tentu sekali.
  2. Waiau bagaimana senangnya, tidak akan sempurna banyak yang manis-manis, ingat pada yang di kampung, tentu menunggu, mengharap-harap ibunya anak-anak sudah tentu, kata temannya benar sekali, sekarang ayo berangkat.
  3. Kita mencari Lalana, tidak salah di sini tinggalnya, sesuai dengan petunjuk orang, kemudian dicari, sudah sampai di kira yang biasa, tampak tanah bekas injakannya, kata mantri ternyata jelas.
  4. Di pohon ini tinggalnya, nah terlihat ada bantal daun alang-alang, tapi sekarang sedang sepi, mungkin bermain keluar, sekarang lebih baik kita tunggu, karena tentu ada pulangnya, kita intip dari tempat yang bersembunyi.
  5. Tujuh mantri meninggalkan tempat, pergi mencari tempat yang tersembunyi, di bawah pohon yang tak terlihat, untuk mengintai Den Putra, tak lama raden dari air sudah datang, menuju kiara, yang mengintip mundur sedikit.

Pupuh Durma

  1. Den Lalana berganti pakaian, di sisi pohon kiara, tidak tahu sedang diintip tujuh mantri, masing-masing memegang pedang, kawan hati-hatilah, kita kepung anak kecil.
  2. Sudah dikepung Raden Jayalalana, raden saat itu melihat, kaget sekali dalam hati, menjerit sambil menghindar, diserbu oleh mantri, Raden Lalana tetap tidak tertangkap.
  3. Yang mengepung marah sekali, jangan lari kamu iblis, pasti akan kena, walau harus terbang kemana pun Iebih baik kamu diam, mendingan juga pasrah, kalau melawan tentu dipenggal leher.