Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/206

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

198

288. Ayo cepat-cepat, sekarang kita pulang, kemudian keduanya turun, sudah sampai di pohon hanya letih melihat ke bawah, duh pantesan itu nek.

289. Tuh manusia sedang duduk, kalau tidak tahu nenek ya oleh kakek, dimainkan dateng waktu masih jabang bayi, anaknya Raja Cempaka, cepat nenek kasihan sekali.

290. Oleh karena ke sini datang, barangkali minta wajah asli, ayo nek ke sana bawa oleh air penyepuh mandi, sudah terlalu lama kasihan, tunggu saja nenek pergi.

291. Raden oleh nenek dipegang tangannya, dibawa mandi ke air, sambil terus disiram, tiba-tiba cahayanya, bersemur seperti batu-batu gemerlapan mana pasir bara rentik.

292. Tubuh mulus seperti emas baru digosok, tampan bukan main, benar-benar mustika laki-laki dewataa turun ke dunia, kecil lenggah ngajalantir.

293. Setelah selesai mandi digosok oleh nenek dibawa pulang, diberikan kepada suaminya, ketika melihat Raden, jijik melihat setan, rambut gimbal, bibir memble.

294. Setan bicara anak babi hutan, ambu-ambu tampan sekali, membuat ramai yang melihat, membuat sibuk seisi istana, tidak seperti semula datang, lihat hitam legam sekali.

295. Bapak tidak kenal melihat Agus, disangkanya tidak tampan sekarang pasti lunas, tidak akan ada yang menagih, yang ditenung oleh Bapak, utang lunas, tidak ada yang menagih.

296. Upahnya nak ini kotak, jimat mujizat yang unggul, besar sekali khasiatnya, walau sepuluh negeri dimasukan ke dalam jimat, tentu tidak akan sesak.

297. Di terima oleh Raden Suni, bahagia dalam hati, terima kasih berian dari bapak, sekarang saya mau pamit, setan itu cepat menjawab, nanti jangan tergesa-gesa sekali.

298. Ada satu lagi Agus, bapa sekarang memberikan, cari satu pohon kiara, yang sangat besar ada batu dibawahnya, oleh tuan harus dicari.