Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/219

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi
211
 
silakan bersiap-siap kita 'ontrog' mengajak perang, ingin tahu bagaimana, patih menyembah dan pergi.
  1. Patih memukul gong kecil, bergetar seluruh negeri, semua prajurit kaget, den patih memerintah dengan gesit, ayo semu bersiap-siap peralatan tembak dan senapan.
  2. Dialun-alun sudah penuh, beribu-ribu laksa prajurit, kuda gajah bersuara, raja sudah berdandan bersedia.
  3. Ke Tunjung Puri sudah sampai, ke perbatasan negeri, kemudian memuat tempat tinggal, sementara pribumi juga sudah terlihat, musuh sudah ada diperbatasan, saat itu menyambut mau perang.
  4. Bendera merah sudah berkibar, berkelebet tertiup angin, tanda yang menantang perang, kelompok tambur, terompet tambur sudah berbunyi, pengurut, prajurit sudah berjejer saat itu rapih berbaris.
  5. Suara meriam berdentum, tandanya memulai perang, musuh dan lawan berhadapan, semua bersorak keras, saat itu sudah maju serentak, sating tumbak sating tembak.
  6. Yang Iuka beraung-raung, yang mati bertumpuk-tumpuk, bangkai kuda dan gajah, bercampur dengan prajurit, yang potong banyak berserakan, perang terputus oleh malam.
  7. Raja Tunjung kemudian berkata, besok pada patih, jangan mengadukan senjata prajurit, saya yang maju berperang, pasang bendera pertanda memulai perang, tanda mengajak bertarung satu lawan satu.
  8. Dikasihkan saja keesokan harinya, bendera pertanda memulai perang dipasang lagi, bendera perang bertanding, dan musuh begitu pula, Istana Tunjung Puri sudah mundur dari (tempat) pesanggrahan.

Pupuh Pangkur

  1. Sama-sama maju ke medan perang, raja adik kakak sama-sama berani semua bersorak sampai berguruh, dengaan saudara tidak