217
468. Nah begitu dalam hatinya, Agan Putri seperti ditarik magnet, melihat Raden membuat lucu, raja berkataa, penuh manis, berkata diiringi senyum, cantik, 'bisi' belum tahu, ke sini
pemah adik.
469. Ayo jangan sungkan-sungkan, sebab saudara sebenarnya anak bibi, dari Negeri Cempala, Raden kepada Putri bersalaaman, setelah itu dipandang oleh Raden 'Sunu' Putri sampai lupa kebenaran, melihat mata yang manis.
470. Badan menjadi gerah, pusing agak panas dingin dan tertarik, 'ngalenyap manah gegetun' sambil berkata gemetaran, aduh adik kira tidak akan bertemu, hanya saja akan menyesal telat sekali asal usulnya.
471. Tidak disangka mempunyai saudara, yang begitu ajimat Negeri Cempala, kalau tahu dari dulu, kakak sengaja ke sana, sengaja main mencari boneka hidup, baru ada boneka, hati kakak seperti diiris.
472. Den Lalana sudah siap-siap, memakai cincin jimat yang lebih sakti, kepada uwanya kemudian berkata, silakan ini uwa, segera pakai cincin saya agar maklum, ketika dipakia sang raja, ketika melihat kepada putri.
473. Kaget sekali, sehubungan dengan putri kegembiraannya sudah berubah, seperti umpama wajah raksasa, andihi rambutnya gombal kaget sekali 'ngabirigdig' sang raja, istigfar dan mengusap wajah, cincin diberikan lagi.
474.
Duh Raden temyata, tidak disangka 'bopeng senalingan leher', selaku saja. Den Lalana mengambil jimat, panah yang mashur sambil mundur dipentangkan segera, putri kena pingsan, yang menempatinya kemudian keluar.
415. Putri itu dihinggapi setan, yang membenci pada apa yang suci, oleh roh yang tidak benar, kesenangannya membawa ke jalan salah, agar hidup di dunia tidak tahu jalan, calon pendampingnya, kalau terus membawa celaka.