226
541. Perempuan dan laki-laki berduyun-duyun, pulang dari tempat pembuatan golok agak jauh, di jalan ramai bergurau, berebut
mengaku perempuan, katanya kamu mengetahui.
542. Waktu di sana orang yang membuat golok, mengedip kami,temannya menjawab sambil sinis, saya diajak tertawa, berkedip
menyuruh jangan pulang, keinginannya barus menginap.
543. Begitu percakapan perempuan bergerumuh, tersebutlah nenek yang di rumah, makan besar sangat memuaskan, yang manis.
manis dadar telor.
544. Tersedak nenek Boja, menelan ikan, berkata sumbang, ikan berdiri dari pinggir, dikira putih itu ikan lepo.
545. Tidak lama kemudian kakek Boja datang, merasa kaget melihat ikan banyak, dan ini makanan yang manis-manis, makanan
juragan muda.
546. Kakek Boja makan lebih rampus, perutnya buncir, berkataa sendirian, tertawa sendiri, menguap karena terlalu banyak
makan.
547. Tiap hari yang membeli bergerumuh, kakek nenek banyak uang, berganti kain dan baju, sibuk memegang uang, yang lalu sudah lupa.
Pupuh Pangkur
548. Kakek nenek bergembira, di dalam rumah sudah penuh oleh lempat uang, di pinggir rumah juga penuh, kata Raden ke Ki Boja, ingin tahu uang oleh kakek Boja dihitung berjajar dan
berbaris.
549.Rumah penuh oleh barisan, masuk ke bawah rumah lalu menghitung uang, selesai di bawah rumah, lalu turun membariskan di halaman rumah, dari dalam karung dikeluarkan, seketilingnya sudah penuh, berjajar hitungan uang.
550. Kakek berapa pasmat, kata kakek tidak tahu, kakek bingung tak terhingga, tidak mampu menghitung uang, sebab kakek seumur