Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/247

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

239

650. Bertengkar pada-pada perempuan, merebutkan orang tampan, ujang kalau bisa kerumah kakak, nanti sore, oleh kakak disiapkan, keinginan yang tampan, kasur bantal semuanya panas habis dijemur.

651. Kenapa agan tidak mau paha kakak yang kuning, masa tidak tertarik, perempuan banyak yang minta, di ceraikan pada suaminya marah-marah dan minta surat talak.

652. Sebab lagi asyik nonton, disuruh pulang, jadi tidak lama melihat yang tampan , kata sebagaian rakyat, betapa gembiranya, kata raja, mendapat menantu.

653. Yang memohon pada-pada bengong, tak bosan-bosan menatap yang tampan, sehingga tertarik asmara, cahaya bersinar-sinar dan sinarnya kemilauan.

Pupuh Asmarandana


654. Yang menaiki rukmi, Raden dan Rahaden Patya, di jalan pada dilihat, ke kota sudah sampai, pengiringnya bergemuruh sorak, sudah tiba dialun-alun, Den Patih berhanti sejenak.

655. Menyuruh seorang mantu, di suruh memberi tahu, bahwa sudah datang, di tunggu dialun-alun, barangkali ratu mau menjemput, mantri berjalan cepat, ke kedutan sudah tiba, Ratu Tunjungbang berkata.

656. Ada apa kamu mantri, mantri lalu menjawab semoga menjadi tahu, cucu Boja sudah datang, barangkali ingin menjemput, ditunggu di alun-alun Tungjungabang berkata.

657. Pada dua adik dan patih, TunjungPuri TanjungPura, mau kita pergi, adik-adik berkata, hal ini tanggungjawab kakak, adik disini menunggu, mari kita menjemput.

658. Ratu Tunjungbang lalu pergi, ke alun-alun sendiri, hatinya merasa sedih , mau punya menantu bukan layaknya, pada rakyat hina , kampung sekali, sudah sampai dialun-alun.