246
dikumpulkan di tiap-tiap kampung, jangan ada yang terlewat, harus kumpul ke negara.
718. Semua sudah tersedia, karena perintah sang raja, tetabuhan sudah bergemuruh, begitu perempuan-perempuan, sudah
memasak di dapur, terdengar bergemuruh, kambing kerbau dan lembu sudah disembelih.
719. Paseban sudah dihiasi, putera-puteri sudah berdandan, berpakaian serba mengkilap, puteri dan raden putera, sudah
duduk pada alketif, lalu keluar menaiki kereta rukmi.
720. Jegur meriem berbunyi, dibalas dengan suara tetabuhan, sorak bergemuruh, lalu maju kereta, berkeliling di alun-alun, putera dan puteri turun dad kereta, masuk ke mesjid.
721. Yang menonton bergemuruh, saling berdesakan, kikis mesjid jadi sampah, rusak terinjak-injak, ingin tahu pada penganten putera ratu, raden sudah dirahpalan, menaiki kareta lalu pulang.
722. Datang disambut, di halaman rumah, sudah selesai lalu masuk ke rumah, duduk pada tempat tosbang yang mengkilap, penghulu lalu berdua, selesai berdo'a meriam berbunyi ngajegur, bertanda kawin sudah selesai, yang sorak saling berteriak.
723. Tersebutlah pada malam harinya, lalu berpesta ramai sekali, enak-menak tari nayub, degung ronggeng kendang pencak,
reog angklung bergemuruh, pengantin sudah keluar, diikuti oleh perempuan-perempuan.
724. Bercahaya negara Tunjungbang, sinar lampu isotop, lantera, lilin, cahayanya bersinar, bergemuruh oleh tetabuhan, yang bersorak ramai, pagar rusak, yang menonton berdesak-desakan.
725. Sedang ramai tetabuhan, lalu berhenti sejenak, berkata kangjeng gusti, kepada semua para tumenggung, dengan