Ieu kaca geus divalidasi
247
- semua rakyat, mohon jadi saksi, sekarang kami akan menurunkan kerajaan, jatuh kepada menantu kami.
- Namanya Jayalalana, menit ini yang berkuasa di negara, Tunjungbang jadi raja, semua harus mengetahui, begitu perkataan maha raja, ger sorak wadia balad, bergemuruh sangat gembira.
- Tujuh kali meriam berbunyi, tanda jadi raja, disambung oleh tetabuhan, kira-kira pukul dua, pengantin laki-laki, perempuan pada turun, lalu masuk ke kamar dan tidur.
- Diceritakan besoknya, putera-puteri keluar lalu pergi, ke air, sambil berpegangan tangan, saling melirik mencubit dan bergembira berdua.
- Di kamar mandi saling mencubit, bermain air berdua, bergantian membersihkan badan, mereka merasa gembira sekali.
- Dari kamar mandi lalu pulang, ngarumbay rambut panjang dan keriting, tercium harumnya minyak wangi, emban mau melihat karena tertarik, melihat-lihat lalu masuk ke WC, barang kali tidak tertahan, kainnya basah kuyup oleh air kencing.
- Tersebut kakek Boja waktu itu dengan nenek Boja masuk ke negeri, lalu menghadap raja, mau memberikan buyung, kemudian berkata, mohon gusti raja tidak marah, kakek terlambat datang.
- Ini mempunyai cinderamata, buyung untuk tempat menyimpan air, hanya itu yang bisa dihaturkan, barangkali untuk mas kawinnya putera, buyung diterima oleh raja sambil mengucapkan terima kasih, buyung dibuka kuncinya.
- Buyung terbuka terlihat bersinar, di dalam buyung berisi inten biduri, tidak terangkat karena penuh, puteri melihat