Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/269

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

261

sudah baris, beres barisan serdadu, prabu muda lalu pergi, ke tempat perang sudah datang, balad-balad sorak ramai, sekali.

839. Prabu muda lalu menantang, waktu masih pagi, coba keluar, ada satu raja datang, tampaknya kasar dan bengis, sangat gumilang geni, dengan prabu muda sudah bertemu, tidak bertanya dulu, langsung memukulkan gada tarik sekali, Raden menghindar lalu raja ditangkap.

840. Dilemparkan tarik sekali, jatuhnya memutar tidak berdaya di tempat perang, lalu jalannya sempoyongan, menghampiri balad dari Tunjungbang, lalu ditarik pakai tali, gumilang jatuh terlentang.

841. Lalu digusur oleh balad, ke pasanggrahan sampai, di masukkan ke penjara, lebih malu angun aji, balad tidak mencukupi, padahal beratus-ratus, saat itu mengadakan perundingan, kita serang ke tempat perang, majukan semua balad-balad semuanya.

842. Jayalalana dikepung, harus diserang ayo pergi, lalu balad-balad pada keluar, Den Raspati terkepung, oleh serdadu ribu-ribu, Den Lalana tidak terlihat, terkelilingi oleh prajurit, Raden Patya nyaur jin mengribu-ribu.

843. Tidak terhitung banyaknya, dihadapan Raden Raspati, tapi tidak terlihat orangnya, balad yang seratus negeri, lalu diamuk oleh jin, mendadak saling berjatuhan, sambil menjerit-jerit, karena tidak kelihatan, pada takut balad bubar berlarian.

844. Bingung melawannya, hanya alat-alatnya yang nyata, pedangnya terlihat bersinar-sinar, banyak balad yang dipanggang, oleh keris saling menjrit, satu tumbuh amblas tiga, mati terpanggang oleh tumbak, tambah heram Angun Aji, mayat-mayat di tempat perang saling menindih.