263
852. Bismilah Raden pergi, kulit dililit oleh isim, langkah dijaga oleh lapad, tenang memasukkan ilmu, "ngutik-ngutik" cupu manik, kejayaan yang utama, hasil tapa dari anak-anak, hasil mengaji dari kecil, Den Lalana pergi penuh dengan ajimat.
853. Berhadap-hadapan di tempat perang, semua prajurit sorak, ramai sekali tamu dan pribumi, tumpangan papak hapit, masing-masing mengaku jago perang, pasti ramai yang berperang, satria sama sakti, mana saja yang kuat turunannya.
854 Sebelum maju berperang, masing-masing saling melihat dan melirik, dua-duanya tertawa, Den Gandu dan Den Raspati, sepertinya menemukan tanding, yang tampan dengan yang lucu, bedanya dalam umur, agak muda den Raspati, Den Lalana berkata, umur kita hampir sama.
855. Siapa nama kamu, Den Ganda menjawab manis, Gandulaya nama saya, siapa nama kamu wawabi, Raden menjawab lagi, Jayalalana yang terkenal, kata Gandulaya mengapa kamu itu berani kawin dengan putri pacar kami.
856. Apakah tidak ada perempuan, jangan merasa kamu jagoan, yang gagah hanya sendiri, belum tahu pada badan kami, gerkenal ke tiap negeri, Gandulaya jago perang, tukang membawa negeri , Raden Raspati menjawab, biar sakti juga, hanya sekedar cerita.
857. Dipakai untuk menakut-nakuti, kami bukan anak kecil kamu membesarkan diri sendiri, Raden Gandulaya mendengar, badannya bergetar mendengar perkataan begitu, pada raden muda menjawab, jangan banyak bicara, silahkan kami gada.
858. Prabu muda lalu menjawab, kami tidak suka mendahului, Gandulaya mengangkat gada, dipukulkan lebih keras, den raspati tidak sadarkan diri, baladnya Angun bergemuruh, baru lagi sorak, hayo maju, jago kami sekarang yang menang.