Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/279

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

271

924. Tidak ada yang ketinggalan, apalagi barang-barang yang bagus-bagus, biarpun periuk, alat-alat dapur, dimasukkan ke dalam koja, disatukan dengan raja-raja.

925. Bua dua lalu pergi, sudah menjajah ke pasanggrahan, sudah sampai ke hadapan sang ratu, Den Lalana lalu berkata, membawa apa he Denewi.

926. Ki Denawa lalu menjawab, itu tawanan gusti, yaitu raja seratus, kata Den Jayalalana, coba oleh kamu dibuka bungkusan itu, koja oleh buta dibuka, raja-raja pada keluar.

927. Sama rupanya curang coreng, para ratu pakaiannya compang camping, sebab bercampur dengan periuk, disatukan di dalam koja, barang-barang semua pecah, periuk hancur bersatu dengan piring.

928 . Saat itu perang bubar, ratu-ratu yang seratus negeri semuanya sudah ditutup, isi penjara penuh, Den Lalana dengan ratu tua , duduk di pasanggrahan, ratu tua hatinya gembira sekali.

929. Berkumpul sambil makan , menceritakan kejadian perang, menyenangkan sekali, ponggawa dan mantri bergemuruh, gembira sekali, semuanya memuji keapda mantu ratu, kebetulan sekali kita mempunyai gusti sakti.

930. Selesai makan, prabu muda lalu menyuruh kepada patih, begini katanya, paman patih menyuruh, yang bisa diutus, untuk memberitahu, ke kota mengundang Neng Putri.

931. Harus ke sini sekarang, harus datang ke pasanggrahan, Den Patih perginya tergesa-gesa, harus disampaikan bahwa perang menang, dan puteri hams datang.

932. Upacara nyembah hormat, dijalannya tidak diceritakan, ke kaputren sudah sampai, lalu menghadap kepada puteri sambil berkata, Juragan disuruh datang, di pasanggrahan ditunggu.