Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/280

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

272

933. Kata puteri bagaimana, yang perang siapa yang menang, kata Opas kakak yang menang, raja seratus tertangkap, sekarang juga sudah ditutup, ditahan di penjara, tertangkap oleh raka gusti.

934. Gan puteri gembira sekali, lalu menyuruh salah satu kusir, disuruh memasang kereta kuda, Gan puteri bersiap-siap, begitu pula kakek nenek.

935. . Kakek Boja lalu berdandan, kakek dan nenek berpakaian bagus, Gan Puteri lalu berkata, nenek harus pasang kuda, dengan kakek untuk pelatuk Cli depan, kakek nenek terkejut, mendengar perkataan puteri.

936. Nenek apakah kamu bisa, harus menaiki kuda kata Agan Puteri, nenek Boja tidak mau, jangankan harus naik kuda, meraba juga belum, kami tidak bisa, bertemu juga takut.

937. Kakek kepada nenek membentak, tidak bisa dipercaya, tadinya disangka bisa, kami sering menaiki kuda, waktu bujang di desa, sebab dekat dengan tempat penyembelihan kuda, tiap hari menjemur kulit.

938. Kulit munding kulit kuda, dinaiki di rumah diam, hanya belum menaiki yang masih hidup, nenek kepada kakek marah, menceritakan kuda yang sudah mati, kakek tersenyum.

Pupuh Pucung


939. Kata putri bismilah sekarang ayo pergi, kakek silahkan menaiki kuda, kakek dan nenek bergemetar, takut sekali dinaikkan pada kuda.

940. Kakek Boja naik kudanya "murungkut", sambil memegang japongnya, sela digigit, 'jeba-jebi' napasnya cepat sekali.