Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/281

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

273

941. Nenek kakek oleh upas berhati-hati, kaki kami yang empat coba dipegang.

942. Awas menjaganya takut kabur, jangan disuruh lari, sebab kami takut, kakek Boja takut sekali, dan kencing di sela kuda.

943. Kakek nenek tidak mengharapkan hidup, saat itu kuda bersuara, nenek menjerit, nenek Boja "kekejek" sambil marah.

941. 'Bangkawarah' yang menjaga 'ucut burung', mengapa kuda disuruh berjalan, dan jangan bersuara berisik, takut nanti saya soak.

945. Kakek nenek menaiki kuda diaping oleh upas-upas, kuat berpegangan pada sela, Agan Puteri sudah pergi ke padaleman.

946. Kuda bersuara lagi, kakek tolong, kami takut jatuh, pantat lecet, kalau jatuh kami celaka.

947. Agan Puteri ke pasanggrahan sudah sampai, oleh Raden lalu dijemput, yang turun lalu disambut, oleh ayahnya putera dan puteri digandeng.

948. Lalu duduk di pasanggrahan berkumpul, Agan Puteri hatinya gembira, dengan kakak duduk berdampingan, yang sedih saat itu tinggal kenangan.

949. Agan muda kepada patih Gagahi lalu berkata, ayo cepat paman Patya, ratu-ratu semuanya, tawanan semuanya keluarkan dari penjara.

950. Raden Patih diiringi ponggawa banyak, mau membuka penjara, raja yang menjadi tawanan itu sudah keluar semuanya.