Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/283

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

275

960. Yang tertinggal hanya para raja, seratus negeri, semua pada taluk, menyerah seja mengabdi, setiap tahun upeti, kepada prabu muda Tunjung, Boja mendengar raja-raja, menyerah kepada gusti, lalu menyembah kakek Boka itu berkata.

962. Permisi kakek Agan, barangkali mendapat izin, kakek mau memeriksa raja, serta ingin kenal juga, kata raden silahkan kakek, kakek Boja lalu berdiri, menghampiri ke bekas tawanan, gantana gantini kakek, baju takwa diikat pinggang carecet madras.

963. Penuh dengan jahitan pinggirnya, Ki Boja tidak ada rasa takut, kancing gilang dua jajar, dihadapan para bupati, sambil berkata, he sekarang semua raja, awas harus menjadi perhatian, harus tahu kaula eyangnya raja.

864. Supaya semua tahu, kula asinten negara, namanya negara Tunjungbang, saya yang bisa menjaga, kalau ada musuh, kula yang sanggup menangkap, awas kalian harus waspada, harus tahu adat kakek, sebab kakek bukaan manusia biasa.

965. Para Ratu menjawab, aduh benar sekali kakek, terima kasih diberitahu, barangkali kami kesusahan, karena baru bertemu, ki Boja mendengarnya sambil tersenyum, ratu seratus mengabdi.

966. Kita lanjutkan cerita, sesudah para raja taluk, Prabu muda berkata, he semua paman aji, ayo kita ke negeri, jangan ada yang tertinggal, kita mengadakan pesta, lalu semua pergi, ikut dengan Raden Putera.

967. Di jalan bergemuruh sorak, pada datang ke negeri, semuanya bergembira, ke negeri sudah datang, apra bupati sudah apda duduk, sibuk yang memberi makanan, serta bermacam-macam makanan ada, sama-sama merasakan makanan.

968. Diceritakan keesokan harinya, pangkat-pangkat sudah sibuk, bersiap-siap untuk pesta, perhiasan seisi negeri, lampu-