309
kanda, dinda merasa diri telah berbuat lelucon, kita sama harus saling memaklumi, Raja dan Patih hatinya gembira, lalu bersama-sama duduk, berkumpul di kursi, suka hati makan-makan, Raja Puteri melihat kaget, cepat-cepat memberi salam.
1235. Gusti janganlah hati merasa marah, bekas lancang berani menyuruh, Raden menjawab tak apa-apa, jangan menjadi tak enak hati, sebaliknya adikmu ini, semoga dimaafkan, Sang Centaka tersenyum, semua bersuka cita, Raden Putra, berkata manis, adikmu bertahu.
1236. Apa sebabnya di negeri ini, kekurangan makanan, Ratu Centaka menjawab, asalnya begini-dahulu, negeri Lokagiwa itu, sebenarnya negeri yang ditaklukan, setelah ayahanda wafat, aneh karena ingin berbalik, ke Centaka, sekarang ingin menguasai, dengan kata lain meminta negeri ini.
1237. Den Lalana berkata lirih, sekarang kanda jangan khawatir, dindalah yang sanggup, memanggil kepala, Raja Lokagiwa yang jahat, padinya sekarang, telah habis, oleh kita diangkut, itu semua dindalah yang menyuruhnya, mencuri kerbau, kuda domba dan sapi, menyuruh punakawan.
1238. Yang bernama Denewa Denewi, bila kanda pada ingin mengetahui, marilah kita panggil saja, lalu Raden menepak cupu, memanggil Denewa dan Denewi, datanglah dua raksasa, di latar berdiri, besarnya tak terhingga, tak muat bila masuk ke sri mengganti, yang melihat sama-sama terkesima.
1239. Prameswari Ratu dan Patih, gemetar menggigil dan keluar keringat, cepatlah dinda, kanda tak kuat melihatnya, simpanlah lagi Denewa dan Denewi musnah, masuk kembali, ke dalam cupu yang tadi, yang tertinggal hanya terkejutnya.