Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/33

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

24

Karena kodratnya, kemudian putri bangun perlahan-lahan seperti baru bangun dari tidur.
 Hati Raja Tunjungbang dan prameswari merasa gembira sekali, karena putrinya sudah sembuh. Kakek Boja oleh raja dihormat serta disuguhkan segala macam makanan. Oleh karena kakek Boja hanya mewakili cucunya, Raja Tunjungbang mengizinkan kakek Boja untuk segera pulang dan mempersiapkan acara perkawinan.
 Putri Tunjungbang menolak untuk dikawinkan kepada cucu kakek Boja, karena merasa hina dan jelek rupa. Akan tetapi se telah putri melihat ketampanan Jayalalana ia sangat terkejut dan merasa malu sudah menolak cintanya. Akhimya karena ketampanan Jayalalana Putri Tunjungbang dapat bersatu dengan Jayalalana, yang disaksikan oleh Raja Tunjungbang dan Tungjungsari saudara Raja Tunjungbang.
 Raja Angun-angun amat marah mendengar putri Tunjungbang sudah dinikahi Raden Jayalalana. Ia mengutus patihnya untuk mengirimkan surat pemyataan perang pada Raja Tunjunghang. Surat dari negeri Angun-angun dibalas oleh ratu tua, isinya perang ditunggu siang maupun malam.
 Dikisahkan prajurit Negeri Angun-angun menjarah daerah pesisir. Rakyat Tunjungbang yang tidak berdoa menderita kerugian jiwa maupun harta benda. Orang-orang yang selamat berlarian ke dalam negeri . Raden patih melapor pada Raden muda, bahwa rakyat beserta hartanya hancur diserang oleh pasukan dari Negeri Angun-angun.
 Pasukan dari Tunjungbang hanya sedikit, perang berkecamuk banyak prajurit dari kedua belah pihak mati, terkena tombak, pedang, dan bedil. Mayat-mayat bergelimpangan. Patih Gagahi dari negeri Tunjungbang maju ke medan perang, ia menggunakan pedang saktinya. Banyak musuh yang tak mempan melawan kesaktian patih Gagahi, serta banyak yang mati ditangannya. Ratu tua hatinya gembira melihat musuhnya banyak yang mati.
 Gandulaya anak raja negeri Angun-angun maju ke medan perang. Dengan gayanya yang penuh keberanian, ia memanggil-manggil Raden Jayalalana meminta dilayani perang. Kedua jago muda tersebut bertemu di tengah medan perang. Dengan menggunakan kuda Sembrani Jayalalana dapat melumpuhkan Gandulaya, serta para prajuritnya. Para tawanan perang dimasukan ke dalam penjara.