Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Pareumeun Obor I.pdf/12

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

Mulailah Salim belajar membuat mainan. Mainan-mainan yang dibelinya di pasar dibukanya untuk dijadikan contoh. Karena otaknya cerdas dengan cepat ia bisa menirunya. Setiba dari sekolah Salim terus bekerja, dibantu oleh ibunya dan Salamah. Kian lama ia kian trampil, dan hasil pekerjaannya malah lebih bagus daripada contohnya. Pendapatannya lumayan juga, dan ia dapat membantu ibunya sekedarnya.

Di antara teman-teman sekolah Salim ada seorang anak yang merupakan sahabat karibnya, Tarlan namanya. Ia pun sudah ditinggal mati oleh ayahnya. Tarlan sering bercerita tentang kebesaran dan keramaian Betawi (Jakarta), sebab ia sudah beberapa kali berlibur di rumah pamannya yang bekerja sebagai jurutulis toko Tiang Ki Kota. Sudah lama ia bercita-cita ingin mencari pekerjaan di Jakarta. Mendengar cerita sahabatnya, Salim tertarik hatinya. Maksudya bekerja di kota ramai itu tak lain hanya untuk membantu ibunya dan adiknya, Salamah. Ia ingin memanfaatkan ilmu yang didapatnya di sekolah.

Dengan sedih dan berat hati nyi Patimah meluluskan permintaan izin anaknya. Sebelum berangkat ia memberi berbagai nasehat demi keselamatan Salim di rantau orang. Pada hari yang telah ditentukan Salim dan Tarlan diantar ke setasiun kereta api. Keberangkatan mereka disertai hujan air mata kaum kerabat masing-masing.

Kedatangan Salim disambut dengan ramah oleh paman dan bibi Tarlan di Rawabangke. Salim merasa kecewa, sebab rumah paman sahabatnya letaknya di dalam kampung, jauh dari jalan besar, berdinding anyaman bambu serta berlantai tanah. Tapi apa mau dikata, segalanya sudah terlanjur.

Beberapa hari berturut-turut Salim dibawa keliling kota oleh Tarlan. Mereka naik ”setum”, yaitu trem yang ditarik oleh lokomotif uap. Sekali waktu ketika sedang berada di tepi laut, Salim melihat tiga sinyo (anak Belanda) sedang bernyanyi-nyanyi dalam perahu. Salah seorang di antaranya berdiri sambil memegang jala. Pada saat ia mengembangkan jalanya siap untuk dilemparkan, tiba-tiba ia terpeleset. Perahu terbalik dan ketiga remaja itu terjatuh ke dalam air. Kedua sinyo dapat berenang ke

9